DBAsia News

Melihat Alasan Perjalanan MU Begitu Sulit Musim Ini

Man United

DBasia.news – Perjalanan Setan Merah di Piala Liga juga berakhir prematur. Man United kalah 7-8 dalam drama adu penalti melawan tim Championship, Derby County, yang diasuh mantan anak asuh Jose Mourinho, Frank Lampard.

Parahnya lagi, Man United benar-benar kepayahan melawan Derby. Sempat unggul 1-0 dari gol Juan Mata, Derby berbalik unggul 2-1 via gol Harry Wilson dan Jack Marriott.

Man United juga bermain dengan 10 pemain pasca Sergio Romero diberi kartu merah di menit 67, sebelum Marouane Fellaini menunda kemenangan Derby dengan gol dramatisnya di menit 90+5.

Kekalahan dari Derby melanjutkan tren minor Man United yang sebelumnya imbang melawan Wolves. Melihat performa tim yang sudah meraih 20 titel Premier League tersebut, mungkin publik bertanya-tanya “Apa yang terjadi dengan United?”

1.Terlalu Banyak Permasalahan Internal

 

Bom waktu itu akhirnya meledak. Man United menjadi ‘arena bertarung’ dua figur dengan ego yang besar: Jose Mourinho dan Paul Pogba. Mourinho terus menyindirnya di depan media, Pogba pun sama saja.

Fans Man United terpecah belah karenanya: ada yang mendukung Mourinho, ada yang membela Pogba, dan yang bingung tidak ingin berpihak menyalah Ed Woodward, Executive Vice-Chairman Man United. Sederhana.

Virus jika didiamkan akan terus menyebar dan mengganggu sistem lainnya. Begitu juga ketegangan antara Pogba dan Mourinho. Jika klub tidak bersikap tegas, jangan harap musim ini Man United bisa meraih trofi dan parahnya lagi … keluar dari empat besar Premier League (zona Liga Champions).

Permasalahan keduanya sebenarnya sepele, soal posisi bermain yang sempat ramai dibahas musim lalu. Mourinho sedianya sudah mengakomodasikan Pogba agar ia bisa tampil maksimal seperti di timnas Prancis, dengan menerapkan taktik 4-3-3.

Akan tapi sang pemain masih saja bermain seperti yang pernah dikatakan Paul Scholes (legenda Man United), inkonsisten. Pogba boleh banyak berbicara kepada publik jika ia sudah tampil di level Kevin De Bruyne atau Luka Modric. Apakah Pogba sudah mencapai level tersebut? Biar publik dan statistik yang membuktikan.

Alih-alih ‘berbicara’ ketika bertanding, Pogba malah sering melakukan kesalahan, blunder yang mengawali serangan balik lawan dan tidak banyak memenangi duel perebutan bola dengan lawan.

Entah disengaja atau tidak agar ia cepat hengkang ke klub lain, satu hal yang pasti adalah permasalahan internal benar ada di Man United. Semakin terbukti ketika Mourinho mencabut ban kapten Pogba karena komentarnya kepada media yang menyindir sang manajer.

  1. Inkonsistensi dari Minimnya Performa Beberapa Pemain

Alexis Sanchez


Dari poin pertama ke poin kedua sedianya cukup berkaitan. Akibat isu perpecahan internal itu, beberapa pemain terpengaruhi hingga mereka tidak tampil optimal. Mereka itu seperti Alexis Sanchez, Anthony Martial.

Suporter heran dengan betapa buruknya penampilan Sanchez kala melawan Wolves akhir pekan lalu. Bayangkan saja, Sanchez tidak bermain di Liga Champions sebelum laga melawan Wolves. Dalam kondisi itu, logikanya, Sanchez seharusnya tampil lebih berenerji dan bersemangat.

Namun yang terjadi justru sebaliknya: Sanchez tampil loyo dan pergerakan lincah yang biasa diperlihatkannya di Arsenal tidak banyak terlihat. Pun demikian Martial. Ia sering memaksakan permainan dengan mendribel bola, meski – mungkin – tahu lawan dapat mencegatnya.

Alhasil, muncul teori unik jika hanya beberapa pemain saja yang saat ini bersedia ‘bertarung’ untuk Mourinho, atau setidaknya untuk karier mereka sendiri seperti: Luke Shaw, David De Gea, Marouane Fellaini, dan Romelu Lukaku.

  1. Bursa Transfer Buruk

Diogo Dalot


Tiga rekrutan anyar Man United musim ini adalah: Diogo Dalot, Fred, dan Lee Grant. Dalot-Fred berkualitas, tapi bukan tipe pemain pembeda yang dapat menentukan hasil di akhir laga. Grant? Kiper pelapis ketiga. Tidak banyak harapan kepadanya.

Mourinho pun kehabisan opsi ketika pemain-pemain lama United melempem, apalagi pertahanan mereka sangat rapuh diserang lawan. Ujung-ujungnya, permainan Man United tidak berubah dari musim lalu: monoton, terlalu banyak melakukan umpan panjang, dan mudah dibaca lawan.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?