DBasia.news – Maurizio Sarri, manajer Chelsea, lebih suka memainkan Eden Hazard sebagai false nine alias penyerang semu belakangan ini. Sang manajer mengungkapkan alasannya.
Bermain di posisi penyerang utama sebenarnya bukanlah hal baru bagi pemain Belgia tersebut mengingat manajer The Blues sebelumnya, Antonio Conte, juga menerapkan kebijakan serupa.
Senada dengan alasan kompatriotnya saat itu, Sarri menilai bahwa memainkan pemain bernomor punggung 10 itu membuat Chelsea bertahan dengan lebih baik sebagai sebuah tim.
Namun, di saat yang bersamaan kebijakan untuk menempatkan Hazard sebagai striker juga tak lepas dari kebutuhan The Blues untuk memiliki penyerang produktif yang konsisten, suatu hal yang hingga saat ini gagal dipenuhi oleh Alvaro Morata maupun Olivier Giroud.
“Saya ingin melihat solusi dengan tiga pemain kecil kami (Hazard, Willian, dan Pedro). Saya pikir pada saat ini memainkan Hazard sebagai striker adalah solusi yang sangat bagus, karena kami tidak kalah berbahaya dalam fase ofensif dan kemudian pada fase defensif kami lebih seimbang,” kata Sarri dikutip Goal.
“Dalam enam pertandingan terakhir, kami hanya kebobolan tiga gol dan satu berasal dari penalti. Saya pikir saat ini, dalam fase pertahanan, kami bermain sangat baik. Salah satu alasannya menurut pendapat saya, adalah karena Eden bermain di posisi itu. “
“Dengan karakteristiknya, tentu saja, Hazard pergi ke arah bola bergerak. Kami perlu belajar menyerang ruang, atau menyerang kotak penalti dengan pemain lain. Itu lebih baik (melawan Newcastle) dengan pemain sayap lainnya di ruang serang. Kami mencetak gol setelah 10 menit dengan menyerang ruang di belakang garis pertahanan dengan Pedro. Saya ingat betul pada awal babak kedua, kami memiliki situasi yang sama dengan Willian.”
“Jadi sekarang ini lebih baik. Kami harus memperbaiki serangan di kotak penalti. Ketika bola ada di luar kotak penalti, Eden tidak mungkin terus berada di dalam kotak penalti,” tutupnya.
Chelsea sendiri baru kebobolan 17 gol hingga pekan ke-22 Premier League 2018/19, statistik itu merupakan yang terbaik kedua (bersama Manchester City), dan hanya kalah dari Liverpool yang baru kebobolan 10 gol.