DBAsia News

Masa Lalu Romelu Lukaku, Pernah Minum Susu Bekas Saat Kecil

DBasia.news – Romelu Lukaku saat ini dikenal sebagai salah satu di antara pemain yang memiliki banderol paling tinggi. Namun, pada masa kecilnya, hari-hari Lukaku hidup dengan serba kekurangan.

Romelu Lukaku membuat Inter Milan mengucurkan dana 74 juta euro untuk memboyongnya pada bursa transfer musim panas 2019. Sebelumnya, Manchester United merogoh kocek 84,7 juta euro untuk mendapatkan Lukaku dari Everton pada 2017.

Kini, kehidupan Lukaku bergelimang harta. Penyerang 28 tahun tersebut dikabarkan mendapatkan upah Rp2,58 miliar per pekan. Selain itu, ia juga tampil tajam dengan mendulang 34 gol pada musim debut di Inter.

Akan tetapi, apa yang diraih Lukaku saat ini bukanlah melewati jalan yang mulus. Lukaku meraih kesuksesan setahap demi setahap.

“Ketika berumur satu setengah tahun, kami memiliki rumah di Liege, Belgia. Sejak saat itu, saya tidak pernah meninggalkan sepak bola. Itu adalah awal kecintaan saya dengan sepak bola,” terang Lukaku kepada Gazetta dello Sport.

“Ayah saya selalu mengajak menghadiri sesi latihan. Ia meninggalkan Zaire untuk bermain sepak bola di Belgia. Ia tiba sekitar tahun 1990 dan bermain di kompetisi teratas selama 10 tahun,” timpalnya.

Pada masa kecilnya, hari-hari Lukaku banyak dilalui dengan kesulitan finansial. Keluarga Lukaku tidak memiliki rumah sendiri.

“Ketika ayah saya mengakhiri karier, dia tidak punya rumah karena tak pernah menabung. Ketika mengakhiri kariernya, saya dengan cepat sadar keluarga kami menghadapi masalah finansial yang sulit.”

“Kemudian, saya memutuskan menjadi pesepak bola. Saya ingin memperbaiki kondisi keuangan keluarga,” terang sang striker.

Momen terberat bagi Lukaku hadir ketika masih kecil. Ia melihat pengorbanan sang ibu yang sangat besar.

“Suatu hari sebelum pergi ke sekolah, saya melihat ibuku membuat susu, namun mengambilnya dari susu sisa hari sebelumnya. Ia menambahkan air dan memanaskannya. Kemudian, ia memberikan kepada anak-anaknya.”

“Itu adalah sarapan yang saya konsumsi bersama saudaraku. Melihat pengorbanan tersebut, saya selalu mendapatkan kekuatan besar. Tidak ada yang mudah untuk saya,” papar eks Chelsea tersebut.

Ketika mendapatkan kontrak pertama sebagai pemain profesional, Lukaku tak melupakan kedua orang tuanya. Lukaku memberikan rumah.

“Beberapa tahun awal dalam karier, saya memberikan seluruh uang yang dihasilkan untuk ayah dan ibu karena mereka membutuhkan itu. Bagi saya, bermain sepak bola saja sudah cukup,” kenang Lukaku.

“Saya hanya membutuhkan Playstasion 3 atau Xbox untuk bermain dengan saudara saya. Akan tetapi, hal pertama yang saya lakukan usai meneken kontrak adalah membelikan orang tua sebuah rumah.”

“Mereka sudah membesarkan dan menyekolahkan saya. Kerja keras yang mereka lakukan adalah untuk saya. Jadi, saya merasa hal yang tepat untuk membalas jasa mereka,” ungkap Lukaku.

Perjalanan Romelu Lukaku membuktikan jika usaha keras dapat membuahkan hasil manis. Rasa cinta Lukaku kepada kedua orang tuanya turut membuka jalan menuju kesuksesan. Pemain internasional Belgia tersebut menggapai kariernya saat ini secara bertahap.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?