DBasia.news – Tim Nasional Denmark mengejutkan dunia saat berhasil menjuarai Piala Eropa 1992. Ada sosok yang menjadi pusat perhatian pada momen tersebut yaitu Peter Schmeichel di bawah mistar gawang.
Schmeichel memang layak disebut sebagai salah satu kiper terbaik sepanjang masa Denmark. Kualitasnya dalam menggagalkan peluang emas lawan tak perlu diragukan.
Schmeichel menjadi kiper utama Denmark selama lebih dari satu dekade. Ia memiliki caps sebanyak 103 kali dengan torehan 38 clean sheet dan satu buah gol.
Selain itu, Schmeichel juga cukup sukses di level klub. Ia merupakan kiper utama Manchester United saat meraih treble winners pada musim 1998-1999.
Meski begitu, penampilan heroik Schmeichel di Piala Eropa 1992 lebih melekat di ingatan pecinta sepak bola. Ia memang menjadi inspirator permainan apik De Rod-Hvide.
Denmark sebenarnya hanya berstatus tim pengganti saat berlaga di Piala Eropa 1992. Tim yang ditangani Wim Kieft mengisi posisi Yugoslavia yang tengah dilanda perang saudara.
Namun kesempatan itu mampu dimanfaatkan dengan maksimal. Para pemain Denmark bahkan sempat tak percaya mampu berlaga di turnamen tersebut.
“Kami mendengar rumor itu saat menjalani latihan pertama. Kemudian, saat menjalani latihan kedua, kami resmi mendapat kabar tampil di Swedia,” kata Schmeichel dilansir ESPN.
Berstatus sebagai tim pengganti membuat Denmark tidak banyak diperhitungkan. Apalagi mereka tergabung di grup A bersama tuan rumah Swedia, Prancis, dan Inggris.
Putaran final Piala Eropa 1992 hanya diikuti oleh delapan negara yang dibagi ke dalam dua grup. Dua peringkat teratas langsung lolos ke semifinal.
Denmark mengawali kiprahnya dengan menahan imbang Inggris 0-0. Schmeichel mampu menjaga gawangnya tetap perawan.
Peluang Denmark untuk melaju ke semifinal seolah tertutup setelah takluk 0-1 dari Swedia pada laga kedua. Kondisi itu membuat Schmeichel dan kawan-kawan duduk di posisi juru kunci.
Namun keajaiban terjadi pada laga terakhir. Denmark secara luar biasa mampu mengalahkan Prancis dengan skor 2-1 lewat gol-gol Henrik Larsen dan Lars Dahl Elstrup yang hanya mampu dibalas sekali oleh Jean-Pierre Papin.
Kemenangan itu membuat Denmark lolos ke semifinal dengan status runner up. Namun mereka sudah ditunggu sang juara bertahan, Belanda.
Meski begitu, nama besar Belanda tak membuat ciut nyali pemain Denmark. Duel kedua tim di babak semifinal berlangsung sengit.
Denmark dan Belanda bermain imbang 2-2 selama 120 menit pertandingan. Laga terpaksa dilanjutkan ke babak adu penalti untuk menentukan pemenangnya.
Pada babak inilah Schmeichel menunjukkan kualitasnya. Ia mampu menahan tembakan Marco van Basten untuk memastikan kemenangan Denmark dengan skor 5-4.
Kemenangan atas Belanda benar-benar membuat Denmark tak terbendung lagi. Pada laga puncak, Jerman mereka hancurkan dengan dua gol tanpa balas.
Kesuksesan menjuarai Piala Eropa 1992 membuat Denmark mendapat julukan sebagai tim dinamit. Namun ledakan besar di turnamen tersebut tidak akan maksimal tanpa adanya kehadiran Schmeichel sebagai penjaga benteng terakhirnya.
-
Manchester United Diminta Tak Lupa Diri meski Sudah Kalahkan Paris Saint Germain
-
Legenda Manchester United: Liverpool Belum Dapat Diberikan Titel Juara Liga Primer
-
Terkuak, Peter Schmeichel Menyesal Buru-buru Tinggalkan Manchester United
-
Schmeichel: Kasihan Solskjaer, Skuat Manchester United Terlalu Medioker
-
Peter Schmeichel Tertarik Jadi Direktur Olahraga Manchester United