DBasia.news – Di Amerika Serikat (AS), terdapat etos kerja ‘American Dream’. Buah pikiran yang dianut oleh mereka yang ingin maju dan memperbaiki kehidupan pada masa mendatang.
Kerja keras, kata-kata yang sangat dihormati oleh sebagian warga AS, termasuk Stan Kroenke. Lahir di keluarga yang cukup mampu tidak lantas membuat Kroenke hidup enak sejak kecil.
Tumbuh di Mora, Missouri, Stan Kroenke muda tinggal di perusahaan kayu Mora. Dua jam perjalanan dari Kansas, sebuah daerah terisolasi dengan populasi 25 jiwa.
Apabila kebanyakan anak pemilik bagai raja di perusahaan ayahnya, Stan Kroenke berbeda. Sang ayah meminta Kroenke untuk memulai pekerjaan dari hal yang cukup sepele, menyapu lantai.
Meski demikian, pekerjaan Stan Kroenke bertambah ketika mulai memasuki usia 10 tahun. Ayahnya meminta dia melakukan pembukuan perusahaan sejak saat itu.
Bekerja keras tidak lantas membuat Stan Kroenke muda lupa untuk bersenang-senang. Sejak kecil, dia dekat dengan olahraga yang dilanjutkan hingga sekolah menengah.
Kala itu, Stan Kroenke yang menimba ilmu di Sekolah Tinggi Cole Camp bermain baseball, basket, dan lari. Olahraga menjadi pelarian Kroenke muda di tengah kesibukannya.
Dari Hobi Jadi Pemilik
Stan Kroenke
Pertengahan 1970-an menjadi periode vital dalam karier Stan Kroenke. Kala itu, dia mulai terkenal sebagai pengusaha Real Estate dengan mengembangkan mall di AS.
Ketika keuangannya mulai stabil, Stan Kroenke pun mulai mengembangkan bisnis ke olahraga. Toh, dia memang memiliki hobi pada bidang tersebut pada masa mudanya.
Petualangan Stan Kroenke pada dunia olahraga dimulai sejak 1995. Ketika itu, dia memiliki klub American Football, Saint Louis Rams, dan memindahkannya dari Los Angeles.
Empat tahun berselang Stan Kroenke mengembangkan bisnisnya di dunia olahraga dengan membangun Kroenke Sports & Entertainment. Sebuah perusahaan induk yang berbasis di Denver, Colorado.
Di bawah Kroenke Sports & Entertainment, Stan Kroenke memiliki sejumlah klub seperti Los Angeles Rams (American Football), Denver Nuggets (basket), dan Colorado Rapids (sepak bola).
Kroenke Sports & Entertainment membuat Stan Kroenke dikenal sebagai kekuatan besar di dunia olahraga AS. Namun, namanya belum terlalu dikenal di Eropa sehingga pria kelahiran 1947 itu berniat memperluas jaringan.
Sempat Ditolak Arsenal
Arsenal
Stan Kroenke berniat memiliki Arsenal pada pertengahan 2000-an. Namun, saat itu niat Kroenke ditolak keras oleh CEO Arsenal, Peter Hill-Wood.
“Anda bisa mengatakan saya kuno, tetapi Arsenal tidak butuh uang Stan Kroenke dan keberadaan dia di sini,” ujar Peter Hill-Wood pada 2007.
Meski begitu, Stan Kroenke tidak merespons kalimat Peter Hill-Wood tersebut. Maklum, dia memang tidak terkenal sebagai orang yang gampang kehilangan emosinya.
Perlahan-lahan, Stan Kroenke membeli saham Arsenal. Empat tahun setelah ucapan Peter Hill-Wood itu, Kroenke telah menjadi pemegang saham terbesar di Arsenal.
Bersama Stan Kroenke, Arsenal memiliki cara pemasaran yang berbeda dengan klub-klub Inggris lain seperti Manchester United, Chelsea, Liverpool. The Gunners tidak suka melakukan tur pramusim terlalu jauh.
Para pendukung Arsenal sempat khawatir klub kesayangannya akan jatuh ke dalam lembah utang di bawah kendali Stan Kroenke. Namun, hal itu tidak terjadi karena Kroenke memang mengerti cara mengelola klub olahraga.
Stan Kroenke membuat kepemilikan di Arsenal ke level selanjutnya. Pebisnis berusia 71 tahun tersebut berniat menjadi pemilik tunggal The Gunners.
Saat ini, Stan Kroenke menawarkan 600 juta pounds (Rp 11,20 triliun) kepada Alisher Usmanov yang memiliki sisa 30 persen saham Arsenal.
Sebelumnya, tawaran Kroenke Sports & Entertainment senilai 550 juta pounds (Rp 10,27 triliun) ditolak oleh Usmanov. Namun, kini Usmanov mengaku akan menerima tawaran Stan Kroenke.
Stan Kroenke merupakan contoh penganut American Dream yang sukses, terutama di dunia olahraga. Berkat kerja kerasnya, Kroenke mampu menjadi pemilik Arsenal, meski hanya mengawali karier sebagai seorang tukang sapu.
-
Mikel Arteta Membedah Alasan Arsenal Kalah Tiga Kali Beruntun
-
Liverpool Butuh Harry Kane di Lini Depan
-
Dianggap Jadi Anak Emas Premier League, Mikel Arteta Beri Tanggapan
-
Bos Arsenal Belum Bisa Pastikan Thomas Partey Dan Aubameyang Untuk Laga Liverpool
-
Arsenal Mulai Bangkit, Takehiro Tomiyasu Punya Peran Penting