DBasia.news – Tujuh bulan lamanya Muhammad Riyandi bergelut dengan dunia kedokteran. Bukan sebagai dokter, tapi kiper Timnas Indonesia U-19 ini menjadi pasien. Pada September 2017 lalu, Riyandi mengalami cedera parah, lutut kanannya terkena anterior cruciate ligament (ACL) plus tear meniscus.
Selama rentang waktu tersebut, Riyandi bekerja keras untuk memulihkan lututnya. Anggapan orang lain tentang cederanya tak pernah ia dengar. Ada yang bilang ACL dapat mematikan kariernya, Riyandi memilih cuek.
Perjuangannya berbuah hasil. Bukan hanya dapat kembali bermain sepak bola, Riyandi juga dipanggil masuk Timnas U-19 di Piala AFF U-19 2018 pada Juli lalu.
Kiper Barito Putera ini langsung diplot sebagai penjaga gawang Timnas U-19. Hanya saja, Riyandi belum beruntung. Armada Indra Sjafri belum mampu menjadi juara.
“Saya ingin membuktikan. Kan banyak orang yang bilang, cedera ACL itu bisa mematikan karier pemain. Tapi semua itu salah karena dengan kerja keras kita bisa kembali,” ujar Riyandi.
Terdekat, Timnas U-19 akan berkirpah di turnamen segitiga bertajuk PSSI Anniversary U-19 Tournament 2018 menghadapi China U-19 dan Thailand U-19 pada 21 – 25 September mendatang. Riyandi pun menyatakan kesiapannya membantu timnya untuk berjuang mati-matian.
“Dan saya siap 120 persen untuk turnamen nanti,” imbuh Riyandi.
“Target yang pasti bisa main 100 persen. Bisa memberikan kepercayaan kepada pelatih dan yang pastinya memberikan kemenangan,” tuturnya mengakhiri.