DBasia.news – Ada banyak nama besar nan legendaris dalam skuat Arsenal saat tak terkalahkan pada musim 2003-04. Tak heran bila nama Gilberto Silva bukanlah sosok pertama yang terlintas di benak orang saat membahas The Invincibles Arsenal.
Padahal, peran Gilberto Silva sangatlah besar. Bukan tanpa alasan pria asal Brasil itu dijuluki The Invisible Wall. Keberadaan di lini tengah jadi benteng awal sekaligus membuat Patrick Vieira, Fredrik Ljungberg, dan Robert Pires lebih leluasa dalam menyerang.
Meskipun berasal dari Brasil, Gilberto bukanlah pemain Brasil kebanyakan. Dia bukan “penari samba”. Sebaliknya, dia dikenal ulet dalam bertahan dan menjaga keseimbangan tim. Veja, majalah terkemuka Brasil, menyebut dia sebagai pembawa piano bagi Rivaldo dan Ronaldo di timnas Brasil.
Enam musim lamanya Gilberto Silva membela Arsenal. Dia bergabung selepas Piala Dunia 2002 dan hengkang pada 2008. Empat gelar direngkuhnya, termasuk juara Premier League 2003-04 yang diwarnai rekor tak terkalahkan alias invincibles.
Bersama timnas Brasil, Gilberto Silva juga terbilang sukses. Sembilan tahun membela Selecao, dia tampil 93 kali dan meraih empat trofi. Selain juara Piala Dunia 2002, dia juga meraih trofi juara Copa America 2007 serta Piala Konfederasi 2003 dan 2005.
Setelah dilepas Arsenal, Gilberto Silva sempat tiga musim membela Panathinaikos, lalu dua musim memperkuat Gremio. Pada 2013, dia kembali ke klub yang mencuatkan namanya, Atletico Mineiro. Di klub itulah dia mengakhiri kariernya sebagai pesepak bola.
Sempat diincar Atletico Mineiro untuk jadi direktur olahraga, Gilberto Silva memilih pulang ke Panathinaikos pada 2016. Dia menandatangani kontrak tiga tahun seagai direktur teknik. Namun, hanya tujuh bulan dia berada di posisinya itu.
“Saya tak tahu persis apa yang salah, tapi saya sudah membuat putusan. Beginilah hidup. Kadang kala, Anda datang dengan banyak rencana dan harapan, tapi itu tak berjalan seperti yang diharapkan,” urai Gilberto seperti dikutip dari Inside Futbol.
Gilberto Silva tak lantas meninggalkan sepak bola. Pada Januari 2017, dia bergabung dengan agensi Partner Sports Consultaria yang berbasis di Belo Horizonte. Dia dipercaya Fabio Mello, sang pemilik, sebagai direktur eksekutif.
Salah satu langkah besar yang dilakukan Gilberto Silva sebagai agen pemain adalah membawa Fred dari Shakhtar Donetsk ke Manchester United pada 2018. Menurut dia, kontak pertama dirinya dengan sang gelandang sudah terjalin pada 2016.
Gilbero Silva berperan besar pada kepindahan Fred dari Shakhtar Donetsk ke Manchester United.
“Saya mulai bekerja dengan Fred pada tahun lalu setelah kembali dari Yunani. Saat jadi direktur teknik di Yunani, saya bertemu saudara laki-laki dan pengacaranya yang merupakan sahabat saya,” kata dia seperti dikutip UOL.
Kepindahan Fred ke Manchester United jadi tantangan besar bagi Gilberto. Ada dua hal yang jadi masalah. Pertama, kasus doping pada Copa America 2015 yang berbuah hukuman satu tahun. Itu mencoreng citra sang pemain.
Adapun masalah kedua adalah kegagalan pindah ke Manchester City pada Januari 2018. Hal itu membuat sang pemain terpukul. Pasalnya, kepindahan itu gagal karena veto dari manajemen Shakhtar Donetsk. Pada akhirnya, Gilberto Silva mampu membawa Fred ke Manchester United.
Keberhasilan menangani Fred diakui Fabio Mello sebagai titik cerah bagi Partner Sports Consultario. Dia yakin Gilberto Silva bisa lebih mengemuka lagi.
-
Mikel Arteta Membedah Alasan Arsenal Kalah Tiga Kali Beruntun
-
Liverpool Butuh Harry Kane di Lini Depan
-
Dianggap Jadi Anak Emas Premier League, Mikel Arteta Beri Tanggapan
-
Bos Arsenal Belum Bisa Pastikan Thomas Partey Dan Aubameyang Untuk Laga Liverpool
-
Arsenal Mulai Bangkit, Takehiro Tomiyasu Punya Peran Penting