DBasia.news – Pelatih RB Leipzig, Julian Nagelsmann, mengakui pernah menolak tawaran untuk melatih Real Madrid. Dia menilai tawaran itu datang terlalu cepat.
Pada usia 32 tahun, Nagelsmann sudah menjadi salah satu pelatih dengan prospek cerah di Eropa. Dia saat ini melatih Leipzig dan tim dalam laju perebutan titel Bundesliga. Wajar jika klub-klub Eropa tertarik dengan servisnya.
Akan tapi, mantan pelatih Hoffenheim tak ingin terburu-buru mengambil keputusan pindah ke klub besar, sebab ia ingin mengembangkan kemampuannya terlebih dahulu. Nagelsmann pun pada akhirnya menolak kans melatih Madrid.
“Normal jika Real Madrid memanggil Anda, Anda memikirkannya. Awalnya saya terkejut, saya mempertimbangkannya dan saya tidak merasa nyaman dengan keputusan untuk pergi ke sana. Saya ingin berkembang. Jika Anda pergi ke Real Madrid, tidak ada waktu untuk berkembang sebagai manajer,” terang Nagelsmann di Goal.
“Anda tidak memiliki kesempatan untuk menjadi manajer yang lebih baik, Anda sudah harus menjadi yang terbaik. Saya bukan yang terbaik sekarang, tetapi saya dapat mengakui bahwa saya ingin menjadi salah satu yang terbaik di masa depan.”
“Jika Anda pergi ke Real Madrid atau Barcelona, para penggemar, media, dan pembuat keputusan tidak memberi Anda waktu untuk berkembang.”
Tekanan melatih klub sekaliber Madrid, dengan tuntutan trofi tiap musimnya, plus tekanan dari fans serta media dilihat oleh Nagelsmann sebagai alasan menolak melatih klub. Terlebih, dia belum bisa berbahasa Spanyol.
“Mereka hanya ingin melihat kemenangan di setiap pertandingan, gelar, trofi Liga Champions. Jika Anda tidak menang, Anda tidak bisa mengatakan ‘tapi saya masih muda, saya masih berkembang’,” tambah Nagelsmann.
“Tidak mudah dalam sepak bola untuk merencanakan karier, karena itu sangat tidak dapat diprediksi, tetapi Anda harus mencobanya.”
“Yang utama adalah membuat langkah yang benar, bukan langkah terbesar. Real Madrid mungkin adalah salah satu langkah tertinggi yang dapat Anda ambil jadi saya pikir ‘Anda berusia 31 tahun, pergi ke Real dan ke mana Anda akan pergi dari sana?”
“Hal lain adalah bahasa sangat penting bagi saya. Saya suka berkomunikasi, saya sangat ekspresif dengan pemain saya. Saya belum bisa berbahasa Spanyol, saya hanya bisa mengatakan, ‘Hola, que tal.’ Jadi itu adalah langkah terbesar, tetapi bukan langkah yang tepat,” tutur dia.
Nagelsmann tidak menutup kemungkinan melatih di Inggris, meski di sana jadwal pertandingan padat dan tidak banyak memiliki waktu rehat seperti di Jerman.
“Gagasan normal saya adalah tetap di Leipzig selama empat tahun, tetapi dalam sepak bola Anda tidak pernah tahu apa yang bisa terjadi,” tambah Nagelsmann.
“Liga Primer menarik minat saya seperti halnya klub lain di Bundesliga dan La Liga, tetapi saya harus meningkatkan bahasa Spanyol saya terlebih dahulu.”
“Saya tahu sangat sulit di Inggris. Saya telah membaca wawancara (Jurgen) Klopp dan (Pep) Guardiola tentang jadwal jadwal pertandingan yang intens dan tuntutan pemain dan staf.”
“Saya memiliki banyak minat di luar sepak bola seperti motorcross, bermain ski, dan menikmati pengalaman bersama keluarga saya.”
“Di Liga Primer, tidak ada waktu untuk hal lain. Sepak bola, sepak bola, sepak bola. Tapi ada beberapa klub yang saya perhatikan dengan cermat dan Liga Primer adalah tujuan untuk setiap manajer,” urai dia.