Gelandang buangan Inter Milan, Joao Mario, membongkar perlakuan buruk pihak klub kepadanya. Menurut Mario, Inter memperlakukannya seperti anak kecil padahal ia direkrut dengan harga yang lumayan besar yaitu 40 juta Euro (Rp 601 miliar).
Joao Mario mendarat di Inter dengan banderol 40 juta Euro setelah sukses membawa Portugal meraih gelar Piala Eropa pada tahun 2016 lalu. Ia merupakan transfer besar pertama Nerazzurri semenjak kehadiran Steven Zhang dan Suning.
Meski didatangkan dengan banderol selangit, Mario kesulitan untuk tampil maksimal di Inter. Ia pun dilepas dengan status pinjaman ke West Ham United pada tahun 2018. Kini, ia bermain di klub Rusia, Lokomotiv Moskow, dengan status pinjaman hingga akhir musim 2019-20.
“Saya tak dapat berlatih atau bermain di partai persahabatan seperti pemain lainnya. Saya dipaksa untuk berlatih sendiri dengan Mauro Icardi,” kata Joao Mario kepada A Bola.
“Saya tak paham dengan pemikiran para petinggi Inter. Karena, mereka mendatangkan saya dengan banderol 40 juta Euro dan memperlakukan saya layaknya seorang bocah. Hal itu merupakan sebuah perilaku tercela,” sambung Mario menambahkan.
Lebih lanjut, Mario juga melemparkan kritik pedas terhadap persiapan Inter di masa pra-musim. Menurutnya, Nerazzurri tidak memiliki rencana yang jelas untuk menyongsong musim 2019-20.
“Di mata saya, Inter jauh lebih tak stabil ketimbang Sporting CP. Ada banyak kebingungan serta pergantian pelatih yang membuat mereka tak mempersiapkan diri dengan baik,” tandas Mario.
-
Lautaro Martinez Tampil Gemilang di Derby Milan
-
Tak Seperti Lukaku, Danilo Sangat Dihormati Fans Inter Milan
-
Ingin Kembali ke Inter Milan, Lukaku Mendapat Banyak Penolakan
-
Inter Milan Jadi Tim Paling Merugi Dalam Sejarah Serie A
-
Berhasil Datangkan Edin Dzeko, Inter Milan Masih Mencari Pengganti Lukaku