DBasia.news – Pelatih Chelsea FC Frank Lampard mengakui, lini pertahanan masih menjadi masalah utama timnya saat ini. Kemasukan hingga sembilan kali hanya dari empat laga Liga Primer membuktikan rapuhnya pertahanan The Blues.
Teranyar, Chelsea ditahan tamunya, Sheffield United, 2-2, di Stamford Bridge, Sabtu (31/8) lalu. Ketika itu, Chelsea unggul dua gol lebih dulu berkat aksi Tammy Abraham yang justru mampu disamakan Sheffield.
Itu berarti, belum sekali pun Chelsea mencatat clean sheet dalam lima laga di semua kompetisi musim ini.
Termasuk, saat ditahan Liverpool 2-2 pada Piala Super Eropa 2019. Berbagai pertanyaan pun menghampiri Lampard terkait rentannya sektor pertahanan. Apakah ini akibat dari penampilan individu atau taktiknya gagal diimplementasikan pemain.
Ya, Lampard cenderung mengandalkan pola 4-2-3-1 dan 4-3-3. Pria 41 tahun ini terlalu melakukan pendekatan serangan dengan fokus pada permainan transisi dan tekanan tinggi. Strategi itu dikonfirmasi angka Passed Per Defensive Action (PPDA) Chelsea saat ini dengan musim lalu.
Dalam pengukuran PPDA dapat diketahui seberapa sering tim menekan dengan dengan mengukur berapa banyak operan lawan sebelum tindakan defensif dilakukan untuk mendapat bola. Musim lalu, PPDA Chelsea rata-rata 10, untuk saat ini turun jadi 8,4.
Terkait pemilihan pemain, Kurt Zouma dan Andreas Christensen yang paling diandalkan di jantung pertahanan. Itu akibat hengkangnya David Luiz ke Arsenal dan masih cederanya Antonio Rudiger. Masih canggungnya Zouma dengan Christensen sebagai pasangan tengah ditambah strategi baru Lampard membuat mereka kehilangan konsentrasi.
Itu mengapa, segenap elemen Chelsea antusias menyambut kembalinya Rudiger yang kemungkinan usai jeda kompetisi dua pekan terkait agenda internasional. Kehadiran Rudiger jadi angin segar bagi pertahanan The Blues. Sekaligus, membuat salah satu dari Christensen atau Zouma terlempar ke bangku cadangan.
Selain itu, Lampard juga bisa berharap pada N’Golo Kante di depan pertahanan. Pemain asal Prancis ini absen dalam dua laga terakhir di Liga Primer. Posisinya digantikan Jorginho yang sayangnya belum menemukan performa terbaik seperti musim lalu. Gelandang berpaspor Italia ini tidak memiliki fisik, stamina, dan kecepatan untuk menutup serangan lawan.
Kembalinya Kante yang identik sebagai gelandang bertahan bakal memberi perlindungan bagi barisan berlakang. Ya, keberadaan Kante dan Rudiger memang bukan jaminan gawang Chelsea tidak kebobolan. Namun, kehadiran mereka akan membuat tenang pemain lain, terutama di sektor belakang.
Imbasnya, pergerakan bola ke depan kian lancar. Pertahanan yang kokoh membuat rasa nyaman di antara pemain. Setelah itu, giliran barisan depan yang bertugas membobol gawang lawan. Kemungkinan itu tersaji usai jeda kompetisi dua pekan. Chelsea akan tandang ke markas Wolverhampton pada 14 September ini.