DBasia.news – Tiga musim berseragam Borussia Dortmund, Jadon Sancho akhirnya mencetak hattrick pertama. Gawang Paderborn dalam lanjutan Bundesliga 2019-20, Minggu (31/5/2020), jadi korban keganasan sang wonderkid.
Lelaki keturunan Afrika-Amerika meninggal dunia pada usia 46 tahun setelah dianiaya polisi bernama Derek Chauvin. Floyd diamankan kepolisian di Minneapolis, Senin (25/05) waktu setempat setelah mendengar adanya dugaan kasus pemalsuan uang.
Floyd sedianya kooperatif kepada polisi dan mengikuti peraturan, bahkan kabarnya ia tak terlibat pemalsuan uang karena tak tahu kartu yang diguanakannya sudah kedaluwarsa. Akan tapi setelah diperiksa Floyd tidak diamankan ke kantor polisi.
Cauvin menekan leher Floyd dengan menggunakan lutut hingga ia kehabisan nafas. Cauvin mengabaikannya meski ia telah meminta tolong. Alhasil ketika diamankan dengan ambulan kondisi Floyd sudah lemas dan meninggal dunia.
Video itu viral di media sosial dan memicu amarah warga AS karena Cauvin dinilai bersikap rasial kepada orang kulit hitam. Kerusuhan terjadi di banyak tempat – khususnya Minneapolis, sementara Chauvin dan tiga orang polisi ditangkap serta didakwa melakukan pembunuhan tingkat tiga.
Putri Martin Luther King Junior, Bernice King melanjutkan perjuangan ayahnya melawan rasialisme namun tidak menolerir kerusuhan yang terjadi dan berharap segalanya bisa diselesaikan tanpa kekerasan.
“Satu-satunya cara kita mendapatkan yang kita inginkan adalah tanpa kekerasan. Mari kita lakukan ini tanpa kekerasan untuk menghadapi kejahatan zaman kita,” ucap Bernice King.
Isu itu tidak hanya ramai dibahas di AS tapi juga ke Eropa. Insan sepak bola turut memberikan dukungan untuk keadilan George Floyd.
Weston McKennie, pemain Schalke asal AS memulainya dengan mengenakan pita hitam dengan tulisan ‘Keadilan untuk George’ pada laga Bundesliga kontra Werder Bremen. Setelahnya ada Kylian Mbappe dan Ian Wright.
Merangkum dari berbagai sumber dua bintang muda Borussia Dortmund, Jadon Sancho dan Achraf Hakimi juga melakukannya ketika Dortmund menang 6-1 atas Paderborn dalam lanjutan laga Bundesliga.
Keduanya membuka baju dan menunjukkan tulisan ‘Keadilan untuk George Floyd’. Hal yang sama juga dilakukan striker Borussia Monchengladbach, Marcus Thuram pada laga kontra Union Berlin.
Thuram berlutut dan menunjukkan simbol perlawanan melawan rasialisme yang pernah dilakukan Colin Kaepernick, eks quarterback NFL hingga akhirnya eks bintang San Francisco 49ers tak lagi bermain di NFL.
“Marcus telah memperlihatkan sikap tegas. Dia memberi contoh melawan rasialisme yang kami semua dukung,” ucap pelatih Gladbach, Marco Rose.
Selain dari insan sepak bola klub sepak bola, Barcelona juga menyuarakan peperangan melawan rasialisme. Tidak hanya Floyd dan kasus lainnya, Breonna Taylor juga menjadi korban rasialisme di Louisville bersama dengan Ahmaud Arbery yang meninggal Februari lalu.
-
Bisnis Aneh Bayern Munchen Dengan Sang Rival, Borussia Dortmund
-
MU Dan Liverpool Siap-Siap, Erling Haaland Hanya Mau Main Di Inggris
-
Jadon Sancho Tidak Pantas Berada di Timnas Inggris
-
Jadon Sancho Terancam Gagal Reuni dengan Sang Mantan, Manchester City
-
Mahmoud Dahoud Jadi Incaran Dua Klub Liga Premier