DBasia.news – Mantan pelatih Filipina, Simon McMenemy, mengisahkan sebuah cerita menarik di Piala AFF 2010, yang diisukan adanya pengaturan skor. Simon masih mengingat apa yang dialaminya saat itu. Yaitu saat pertama kali masuk ke dalam hotel tempat menginap, telepon genggam miliknya beserta anak buahnya disita. Semua itu dilakukan untuk menghindari adanya pengaturan skor alias match fixing, yang menjadi hantu sepak bola, khususnya di Asia Tenggara kala itu.
Simon menceritakan pengalamannya tersebut ketika dia ditanyai soal kemungkinan Filipina dan Thailand bermain mata untuk lolos bersama-sama ke babak semifinal Piala AFF 2018. Ya, jika pertarungan kedua negara yang akan digelar pada 21 November mendatang itu berakhir imbang, maka Filipina dan Thailand akan lolos sekaligus memusnahkan peluang Timnas Indonesia.
“Pertanyaan yang bisa menjebak sekali. Karena bisa membuat saya dalam masalah baik itu dari AFF, AFC, maupun banyak pihak,” ujar Simon pada konferensi pers sebelum pertandingan Bhayangkara FC Vs Persipura Jayapura di Stadion PTIK, Minggu (18/11).
Bhayangkara FC
“Karena dulu pengalaman saya, ketika check in ke dalam hotel, semua telepon genggam itu diambil untuk menghindari match fixing. Jadi saya untuk hal ini tidak dapat komentar terlalu banyak juga,” kata pelatih Bhayangkara FC ini.
Nasib Timnas Indonesia sangat berpengaruh terhadap hasil Filipina Vs Thailand. Pasalnya, tim berjuluk Skuat Garuda itu tertinggal tiga angka dari Thailand yang menempati posisi pertama dan Filipina di ranking kedua.
Timnas Indonesia pun hanya menyisakan satu pertandingan di Grup B melawan Filipina pada 25 November mendatang. Duel itu akan berjalan sia-sia apabila pertarungan Filipina Vs Thailand berujung seri.
Bila Filipina dan Thailand bermain imbang, maka poin kedua negara adalah tujuh. Timnas Indonesia yang nantinya tertinggal empat poin, tidak akan bisa mengejar perolehan angka kedua negara tersebut saat pertandingan menyisakan satu partai lagi.