DBAsia News

Disindir dengan Sebutan Anak Emas Maurizio Sarri, Jorginho Balas dengan Segudang Prestasi

DBasia.news – Gelandang Chelsea, Jorginho, membalas sindiran yang menyebutnya sebagai anak emas dari pelatih Maurizio Sarri dengan segudang prestasi.

Karier Jorginho bersama Chelsea memang mengalami pasang surut. Ia langsung menjadi andalan The Blues saat diboyong dari Napoli pada musim panas 2018.

Kedatangannya ke London memang tak lepas dari sosok Sarri. Pria berkebangsaan Italia itu memang baru ditunjuk sebagai manajer anyar Chelsea.

Sejak saat itu, label anak kesayangan Sarri pun mulai melekat kepada sosok Jorginho. Cesc Fabregas yang terbuang dari Chelsea menjadi salah satu yang memberikan sindiran tersebut.

Karier Jorginho bersama Chelsea seperti akan tamat karena Sarri pergi usai satu musim bertugas. Ia memilih pindah ke Juventus.

“Awal perjalanan saya di Chelsea membuat saya semakin merindukan (Napoli). Kita semua ingat apa yang mereka katakan, kan?” tulis Jorginho di The Players’ Tribune.

“Saya terlalu lambat. Saya terlalu lemah. Saya adalah anak Sarri. Itu membuat saya sangat marah.”

Nasib Jorginho memang sempat tak menentu usai kepergian Sarri. Mungkin hanya larangan transfer selama dua periode yang membuatnya tetap bertahan di Chelsea.

Kedatangan Frank Lampard sebagai manajer anyar Chelsea kian mempersulit Jorginho. Ia bahkan sempat masuk daftar jual pada musim panas 2020.

Namun pada akhirnya Jorginho tetap bertahan di Chelsea. Sebuah keputusan yang pada akhirnya berujung kesuksesan bagi kedua pihak.

Jorginho mulai kembali rutin mengisi daftar starter Chelsea sejak Thomas Tuchel datang menggantikan Lampard pada akhir Januari silam. Chelsea kemudian mampu melaju ke final Liga Champions dan keluar sebagai juara.

Kesuksesan itu membuat kualitas Jorginho mulai diakui. Apalagi ia kemudian turut membantu Timnas Italia menjuarai Piala Eropa 2020.

Dua trofi tersebut menjadi modal utama Jorginho untuk memenangi gelar pemain terbaik Eropa. Tidak ada pemain lain pada musim kemarin yang mampu menyaingi prestasinya.

“Saya hanya menggunakan kritik sebagai bahan bakar. Saya berpikir, Orang-orang ini akan malu,” tambahnya.

“Dan sekarang saya duduk di sini dengan gelar Liga Europa (2019) dan Liga Champions. Jadi untuk semua kritikus, saya hanya ingin mengucapkan terima kasih.”

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?