DBasia.news – Presiden LaLiga, Javier Tebas, memberikan kritik keras terhadap Manchester City dan Paris Saint-Germain. Menurutnya, klub dengan kekayaan negara seperti itu dianggap merusak tatanan sepak bola di dunia.
Manchester City dan Paris Saint-Germain adalah klub yang dimiliki pengusaha asal Timur Tengah. The Citizens berada di bawah naungan Abu Dhabi Grup, sedangkan PSG dipegang Watar Sports Ivenstment.
Satu di antara kesamaan kedua pemilik tersebut adalah hubungan erat dengan kerajaan masing-masing. Tak heran, Man City dan PSG sangat perkasa dalam bursa transfer.
Javier Tebas menilai, situasi tersebut tidak baik untuk iklim sepak bola. Menurutnya, klub yang berasal dari negara dengan kontrol keuangan ketat akan kesulitan bersaing di bursa transfer.
“Satu di antara masalah di sepak bola berhubungan dengan suntikan finansial. Sebab, saat ini ada klub yang dibiayai negara. Itu akan memberikan dampak kepada gaji,” terang Tebas pada LaLiga TV.
“Itu artinya, negara lain dengan kontrol ekonomi ketat seperti klub Spanyol dan Jerman tidak bisa meminta negara untuk membantu pembayaran gaji-gaji tersebut,” sambung Tebas.
Sejatinya, LaLiga juga punya klub yang dikenal doyan jor-joran pada bursa transfer. Pada musim panas kemarin, Real Madrid mengucurkan 100 juta euro untuk memboyong Eden Hazard. Sementara itu, Barcelona mengaktifkan klausul pelepasan Antoine Griezmann yang mencapai 125 juta euro.
“Saya tidak yakin kami telah membantu sepak bola dengan cara apa pun jika kami menghasilnya kekayaan kemudian langsung dikembalikan ke klub besar.”
“Kami sedang berurusan dengan klub besar yang menghasilkan dana besar. Jadi, tujuan kami adalah memberikan kekayaan tersebut,” paparnya.