DBAsia News

David De Gea: Jago di Manchester United, Rapuh Bersama Timnas Spanyol

DBasia.news – 14 tahun lamanya, gawang timnas Spanyol dijaga oleh Iker Casillas yang terkenal dengan julukan Santo Iker. Santo berarti suci. Julukan itu diberikan kepada fans Real Madrid karena kehebatannya dalam menjaga gawang. Singkat kata, Casillas tidak tergantikan dalam kondisi prima.

Namun, penuaan tidak dapat dicegah. Casillas tidak lagi prima dan sudah meninggalkan posisi kiper nomor satu Spanyol sejak terakhir bermain di Piala Dunia 2014. Empat tahun berlalu. David De Gea ditunjuk menggantikan Casillas.

Piala Dunia 2018 merupakan momen kebenaran bagi De Gea untuk membuktikan kelayakannya sebagai kiper nomor satu Spanyol. Reputasi kiper berusia 27 tahun sudah ‘banyak berbicara’ selama tujuh tahun terakhir bermain untuk Manchester United.

De Gea empat kali terpilih sebagai Pemain Terbaik Man United dan musim lalu meraih penghargaan Sarung Tangan Emas Premier League. Oleh karenanya, wajar jika dia menempati posisi kiper utama Spanyol di Piala Dunia 2018, mengalahkan Pepe Reina dan Kepa Arrizabalaga. De Gea memang layak mendapatkannya.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu dari fase grup hingga 16 besar, penampilan De Gea jauh dari ekspektasi. Gawang Spanyol kebobolan lima gol di fase grup yang berisikan Portugal, Iran, dan Maroko.

Saat melawan Rusia di 16 besar, De Gea tidak melakukan satupun penyelamatan ketika dihadapkan pada situasi adu penalti. Sebaliknya kiper Rusia, Igor Akinfeev, menghentikan tendangan penalti Koke dan Iago Aspas. Satu-satunya penyelamatan yang dilakukannya terjadi saat melawan Maroko.

Statistik buruk itu, menurut Marca (2/7), mencatatkan De Gea sebagai salah satu kiper dengan jumlah penyelamatan terendah dari tiga laga sejak tahun 1966. Ironis, penampilan De Gea bersama Spanyol sangat bertolak belakang dengan performanya dengan Man United.

Parahnya lagi, De Gea juga melakukan blunder saat melawan Spanyol. Mantan kiper Atletico Madrid sedianya sudah berada di arah yang tepat untuk menepis tendangan Cristiano Ronaldo, namun, tangkapannya tidak sempurna dan bola bergulir masuk ke dalam gawangnya. Sangat tidak ‘De Gea’ sekali.

Memang, minimnya jumlah penyelamatan De Gea juga dipengaruhi dengan gaya bermain Spanyol yang mengandalkan penguasaan bola, sehingga lawan jarang memberi ancaman di area 16 meter mereka. Tetapi, kiper sekaliber De Gea seharusnya bisa lebih diandalkan ketika dihadapkan dengan serangan lawan yang memasuki daerahnya.

Menarik untuk dinanti, apakah Spanyol masih akan memercayai gawang mereka kepada De Gea atau coba memberi kepercayaan kepada Kepa. Fakta dari penampilan De Gea di Piala Dunia 2018 sudah cukup jelas memperlihatkan: De Gea masih demam panggung.

Topik:

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?