DBasia.news – Pep Guardiola merupakan salah satu pelatih terhebat dunia. Dengan gaya permainan khas, Guardiola saat ini sudah mengoleksi 29 trofi dalam sebelas tahun sebagai pelatih. Copa del Rey 2009 merupakan awal dari semuanya.
Bertempat di Stadion Mestalla pada 13 Mei 2009, Barcelona asuhan Pep Guardiola menghadapi Athletic Bilbao. Pada final Copa del Rey edisi ke-107 ini diawali dengan sebuah kontroversi ketika fans Barcelona dan Bilbao menyoraki lagu kebangsaan Spanyol. Seperti diketahui kedua klub berasal dari dua wilayah yang berusaha melepaskan diri dari Spanyol. Barcelona dari Catalonia, sedangkan Bilbao dari Basque.
Meski baru musim pertama ditangani Guardiola, Barcelona datang sebagai favorit. Sedangkan Bilbao bertekad mengulangi pencapaian 25 tahun sebelumnya saat membekuk Barcelona di final ajang serupa.
Suporter Bilbao melihat impian mereka jadi kenyataan ketika bola tandukan Gaizka Toquero di tiang jauh usai menerima umpan sepak pojok Francisco Yeste tak bisa dijangkau kiper Barca Jose Pinto saat laga baru berjalan delapan menit.
Akan tetapi keriaan fans Bilbao hanya sesaat karena Barcelona bisa mencetak empat gol lewat Yaya Toure pada menit ke-32, Lionel Messi (55), Bojan Krkic 57, dan Xavi Hernandez 64.
Barcelona akhir berhasil meraih gelar juara Copa del Rey ke-25 mereka lewat kemenangan 4-1. Ini juga merupakan Copa del Rey pertama Barca setelah selalu gagal dalam sebelas tahun sebelumnya.
Bagi Guardiola, Copa del Rey hanyalah pemanasan. Masih ada dua trofi lagi yang harus dikejar, LaLiga dan Liga Champions. “Kami beruntung memiliki pemain berkualitas tinggi yang dapat menjalankan ide-ide pelatih mana pun,” ujar Guardiola kala itu.
“Kami sudah mendapatkan trofi pertama dan sekarang saatnya untuk yang kedua. Kemudian kami berharap dapat mempersiapkan diri untuk final Liga Champions.”
Seperti yang sudah tercatat dalam buku sejarah, Guardiola sukses membawa Barcelona meraih treble pada musim perdananya.
Hubungan Spesial dengan Bilbao
Selang tiga tahun kemudian, Guardiola dan Barcelona kembali berhadapan dengan Athletic Bilbao di final Copa del Rey. Serupa dengan 2009, Barcelona kembali keluar sebagai kampiun, kali ini lewat skor 3-0.
Bagi Guardiola kemenangan ini merupakan persembahan terakhirnya sebagai pelatih Barcelona. Guardiola sudah memutuskan untuk beristirahat dari lapanngan hijau. Guardiola meraih trofi pertama dan terakhir bersama Barcelona di ajang Copa del Rey dengan lawan yang sama, Bilbao. Semua ini seakan menyempurnakan lingkaran perjalanannya di Blaugrana.
Kisah Guardiola, Copa del Rey, dan Athletic Bilbao memang sangat menarik. Entah mengapa, Bilbao menjadi bagian dalam perjalanan karier sang pelatih. Kebetulan atau tidak, Guardiola memang dikenal sebagai pengagum klub asal Basque tersebut. Guardiola selalu merasa punya hubungan spesial dengan Athletic Bilbao.
Kekaguman Guardiola kepada Athletic Bilbao sudah muncul di awal kariernya sebagai pemain. Saat memulai kiprah di Barcelona, Guardiola bergabung dengan para bintang Barca asal Basque seperti Andoni Zubizarreta dan Jose Mari Bakero. Selain itu, banyak pemain Basque yang menjadi bintang di LaLiga saat itu seperti Julen Guerrero, Joseba Etxeberria, dan Ismael Urzaiz, yang menjadi rekan setimnya di tim nasional Spanyol.
Di timnas Spanyol, selain bergabung dengan para pemain tersebut, Guardiola dilatih oleh Javier Clemente, yang sukses membawa Bilbao menjadi kampiun LaLiga dua musim beruntun, 1983 dan 1984. Prestasi yang dicapai Bilbao dengan tetap mempertahankan prinsip hanya memakai pemain asal Basque.
Prinsip inilah yang menarik bagi Guardiola mengingat dirinya adalah pemain Barcelona kelahiran Catalonia. “Athletic memiliki pasar yang lebih kecil daripada Barcelona. Mereka adalah sebuah contoh,” ujar Guardiola pada 2010 lalu.
Karena itu pula Guardiola “meniru” Bilbao yang memakai pemain produk sendiri. Memang, berbeda dengan Bilbao, asal pemain Barcelona tidak melulu dari Catalonia. Mereka memiliki Lionel Messi dari Argentina, Andres Iniesta dari Albacete, atau Pedro yang berasal dari Tenerife. Akan tetapi Guardiola mengambil filosofi yang mirip, menjadikan pemain produk sendiri sebagai tulang punggung.
“Athletic adalah sebuah sebuah mistis, klub bersejarah. San Mames memmbuat Anda jatuh cinta. Stadion, suporter, dan cara bermain,” kata Guardiola.
Hubungan Guardiola dengan Bilbao makin spesial ketika Marcelo Bielsa datang. Sudah bukan rahasia lagi, Guardiola mengagumi sosok pelatih berjulukan El Loco tersebut.
Bielsa dan Guardiola bertemu Bilbao menjamu Barca di San Mames. Di luar lapangan, mereka telah bertemu sebelumnya. Setelah menggantung sepatu, Guardiola melakukan perjalanan ke Argentina untuk berbicara dengan beberapa pelatih terkenal, termasuk Cesar Luis Menotti, Ricardo Lavolpe, dan Bielsa.
Bielsa mengundang Guardiola ke rumahnya di Rosario. Keduanya berbicara sepak bola selama 11 jam. El Loco berbicara, Guardiola mendengarkan.
Dengan segala hubungan spesial tersebut, bukan mustahil suatu waktu Guardiola bisa menjadi arsitek Athletic Bilbao. Seperti yang pernah diungkapkan Guardiola pada 2010 lalu.
“Saya selalu terbuka mendengarkan tawaran dari Athletic. Saya akan sangat senang. Kita lihat apakah tawaran itu akan datang.”
-
Usai Man City Susah Payah Taklukkan Arsenal, Ini Kata Pep Guardiola
-
Pep Guardiola Akui Tidak Tahu Cara Menghentikan Lionel Messi
-
Pep Guardiola: Transfer Sudah Selesai Untuk Manchester City
-
Pep Guardiola ternyata Pernah Satu Tim Dengan Francesco Totti di AS Roma
-
Pep Guardiola Sebut Liverpool Masih Bisa Juara Liga