DBAsia News

Cerita Roberto Carlos dan Eks Pelatih yang hampir gagalkan kariernya

DBasia.news –  Roberto Carlos merupakan salah satu bek kiri terbaik dunia sepanjang masa. Di Real Madrid, pemain yang terkenal dengan tendangan jarak jauhnya itu sudah menjadi legenda. Akan tetapi kisah sukses Carlos hampir gagal karena ulah pelatihnya saat itu.

Dilansir Marca, Roberto Carlos mengisahkan titik penting dalam kariernya. Titik di mana dia akhirnya berlabuh di Real Madrid dan menjadi legenda.

Pada 1995, Carlos tiba di Italia saat bergabung dengan Inter Milan. Saat itu bos Inter Massimo Moratti memutuskan merekrut Carlos bersama Paul Ince dan Javier Zanetti.

Pada beberapa laga awal, Roberto Carlos langsung kinclong. Dia menampilkan permainan yang penuh tenaga, kecepatan, dan teknik ala samba sebagai sayap kiri. Bahkan Roberto Carlos mampu menyumbangkan gol.

Akan tetapi, hasil yang diraih Inter tidak seusai harapan dan kemudian Roy Hodgson masuk sebagai pelatih.

“Roy Hodgson menghancurkan saya,” kata Roberto Carlos.

“Dia memaksa saya bermain di tengah sebagai gelandang. Jika seperti itu, saya tidak akan mendapatkan peluang bermain bersama Brasil. Padahal saat itu jelang Copa America 1997.”

Konflik antara Carlos dengan pelatih yang saat ini menukangi Crystal Palace itu tidak bisa dihindari.

“Memang tidaklah begitu buruk. Tetapi dia tidak tahu banyak soal sepak bola,” lanjut Carlos.

“Buat Hodgson, Roberto Carlos adalah pemain yang kurang disiplin ketika main sebagai bek kiri dan lebih memilih Felice Centofanti di posisi itu.”

Selanjutnya Hodgson memilih tidak menggunakan Centofani. Bukannya mengembalikan Carlos ke posisinya, Hodgson memutuskan memainkan Alessandro Pistone.

Sejak saat itu Carlos mulai berpikir untuk hengkang. “Saya berbicara dengan Moratti. Saya bilang ingin pergi.”

Kemudian, datang tawaran dari Real Madrid yang saat itu ditangani Fabio Capello.

“Saya datang ke Madrid untuk Capello. Dia adalah sosok pelatih terpenting dalam hidup saya.”

Bersama Madrid, Roberto Carlos bertahan selama 11 musim sejak 1996-97. Selama 11 tahun Carlos berjasa membantu Madrid meraih berbagai trofi, di antaranya empat kali LaLiga dan tiga Liga Champions.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?