DBAsia News

Cech Nikmati Peran Baru di Arsenal

Petr Cech

DBasia.news – Debut pahit dirasakan Unai Emery kala Arsenal kalah 0-2 dari juara bertahan Premier League, Manchester City di pekan pertama Premier League 2018/19. The Gunners takluk dari dua gol indah yang diciptakan Raheem Sterling dan Bernardo Silva. Fans Arsenal masih memaklumi kekalahan tersebut.

Mereka tahu Arsenal masih beradaptasi dengan filosofi sepak bola baru yang dibawa Emery. Pun demikian Emery yang tengah berusaha memahami karakter bermain masing-masing pemainnya. Apalagi saat ini Arsenal tengah memasuki fase peralihan era setelah 22 tahun bersama Arsene Wenger.

Kekalahan 0-2 dari Man City yang sudah tiga musim dilatih Pep Guardiola pun terasa jadi hal yang lumrah terjadi bagi Arsenal. Terlepas dari hasil akhir, jika diambil hikmah positifnya, Arsenal telah memperlihatkan perkembangan dari segi permainan yang berbeda dibanding era Wenger.

Para awak Meriam London meladeni permainan ofensif Man City dengan gaya main yang terbuka. Terbukti, penguasaan bola kedua tim relatif sama kuatnya dengan persentase 58 Man City berbanding 42 Arsenal.

 

Unai Emery


Ada dua perbedaan paling mencolok dari permainan Arsenal: high pressing (tekanan) kepada lawan saat menguasai bola (permainan intensitas tinggi) dan membangun serangan dari belakang melalui operan bola-bola pendek. Meski belum sempurna, perkembangan bermain Arsenal di era Emery sudah terlihat.

Ketika membangun serangan dari belakang, kiper akan dilibatkan sebagai pemain outfield yang berperan mengoper bola-bola pendek ke pemain terdekat, biasanya bek yang berada di sepertiga pertahanan. Petr Cech sudah merasakan perubahan perannya itu setelah bertahun-tahun lebih sering membuang bola jauh atau mengirimnya jauh dari area berbahaya.

Pada usia 36 tahun Cech baru mempelajarinya dan mantan kiper Chelsea itu menikmati peran barunya, meski di beberapa kesempatan cukup sering melakukan kesalahan ketika mengoper bola di antara pressing yang dilakukan pemain Man City.

 

Petr Cech


“Anda memainkan cara terbaik untuk tim dan saya berpikir, jika Anda ingin mendominasi laga dengan menggunakan penguasaan (bola) Anda harus menggunakan setiap pemain (yang ada). Anda bisa melihat pada level ini, duel satu lawan satu sulit untuk dimainkan, jadi Anda butuh kiper sebagai pemain tambahan setiap waktunya. Itulah peran kiper,” terang Cech, diberitakan Telegraph.

“Jika Anda bermain untuk satu tim yang bahagia memainkan bola panjang dan sepenuhnya punya cara berbeda dengan cara kiper bermain, saya harus katakan saya menikmatinya karena saya telah bermain di bawah manajer berbeda dengan gaya berbeda, dan sepanjang karier saya, saya selalu diminta memainkan bola panjang. Perubahan ini menyenangkan bagi saya,” paparnya.

Saat melawan Man City, Cech 57 kali menyentuh bola dan menjadi pemain kedua yang paling banyak melakukannya setelah Mateo Guendouzi. Cech juga menyelsaikan 42 operan dan ini baru pertama dilakukannya di Premier League. Jika Cech bisa melakukannya pada usia 36 tahun, mengapa Joe Hart tidak bisa melakukannya di Man City? Hingga akhirnya dia pindah ke Burnley.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?