DBAsia News

Analisis: Menanti Pemecatan Mourinho di Manchester United

Jose Mourinho

DBasia.news – Nama Jose Mourinho identik dengan keberhasilan. Bagaimana tidak, hampir semua klub yang Mourinho tangani hampir pasti meraih kesuksesan.

Berbagai trofi telah menjadi koleksi manajer asal Portugal tersebut. Mulai dari Liga Champions, Liga Europa, hingga kompetisi domestik di Inggris, Italia, dan Spanyol telah Jose Mourinho raih.

Seperti Raja Midas dalam mitologi Yunani, Jose Mourinho selalu memberikan sentuhan emas kepada setiap tim yang dia tangani. Sebut saja FC Porto yang memenangi Liga Champions sampai Chelsea yang dia pimpin meraih Premier League.

Prestasi tersebut membuat Jose Mourinho didapuk sebagai pelatih terbaik Portugal dalam 100 tahun terakhir. Mourinho juga masuk daftar 10 pelatih terbaik UEFA.

Hasilnya, Jose Mourinho terkenal sebagai manajer yang memiliki sifat narsis. Pelatih berusia 55 tahun tersebut menjuluki dirinya sendiri sebagai “The Special One”.

Kecemerlangan Jose Mourinho kerap disamakan dengan pelatih legendaris asal Argentina, Helenio Herrera. Keduanya sama-sama jenius yang penuh dengan kontroversi.

Meski begitu, pepatah mengatakan tidak ada gading yang tak retak. Jose Mourinho memiliki noda hitam setiap memasuki musim ketiga menangani suatu tim.

 

Manchester United


Cerita bermula ketika Jose Mourinho mulai menangani Chelsea pada periode pertama, 2004. Saat itu, Mourinho memimpin The Blues mendominasi Inggris pada dua musim perdananya.

Pada musim pertamanya, Jose Mourinho langsung memimpin Chelsea menjuarai Premier League. Gelar itu merupakan yang pertama untuk The Blues dalam 50 tahun.

Pada musim yang sama, Chelsea juga memenangi Piala Liga Inggris. Dalam dua musim pertamanya, Jose Mourinho memboyong enam gelar ke Stamford Bridge.

Meski begitu, hubungan Jose Mourinho dengan Chelsea mulai memburuk pada musim ketiganya, 2006-2007. Keduanya memutuskan untuk berpisah pada awal musim 2007-2008.

Inter Milan menjadi klub yang beruntung tidak sempat merasakan musim ketiga Jose Mourinho. Manajer asal Portugal itu hengkang ke Real Madrid setelah memberikan treble winner untuk Inter Milan pada musim keduanya.

Bersama Real Madrid, Jose Mourinho membangkitkan klub yang terpuruk meski mendatangkan Cristiano Ronaldo. The Special One langsung mempersembahkan gelar Copa del Rey pada musim pertamanya.

Setelah memenangi LaLiga pada 2011-2012, Jose Mourinho kembali terpuruk ketika memasuki musim ketiga di Real Madrid. Hasilnya, kedua belah pihak memutuskan hubungan pada akhir musim.

Hal serupa terjadi ketika Jose Mourinho kembali ke Chelsea. Dua musim pertama berjalan sukses sebelum menempati peringkat ke-15 pada musim ketiga dan membuatnya dipecat.

 

Paul Pogba


Tanda-tanda sindrom musim ketiga Jose Mourinho di Manchester United mulai terlihat. Apabila diperhatikan, mantan asisten Sir Bobby Robson itu memiliki pola serupa dengan kegagalan di tim-tim sebelumnya.

Pada musim pertama di Manchester United, Jose Mourinho langsung mendatangkan kembali Paul Pogba dari Juventus. The Red Devils membayar 100 juta euro (Rp 1,6 triliun) untuk memulangkan Pogba.

Hasilnya cukup menggembirakan, Manchester United memenangi tiga gelar sepanjang musim pertamanya. Saat itu, The Red Devils merengkuh trofi Piala Liga Inggris, Community Shield, dan Liga Europa.

Setelah itu, Jose Mourinho merekrut Romelu Lukaku dan Nemanja Matic pada musim keduanya. Meski tidak memenangi trofi, Manchester United berhasil menempati peringkat kedua Premier League 2017-2018.

Pola kegagalan Jose Mourinho di Manchester United mulai terlihat pada bursa transfer musim panas 2018. Praktis, The Red Devils hanya mendatangkan Fred.

Dua perekrutan lain, Diogo Dalot dan Lee Grant diprediksi hanya akan menjadi pelapis di Manchester United. Jose Mourinho sendiri beberapa kali mengeluhkan aktivitas transfer klubnya.

Dengan materi pemain yang ada saat ini, ditambah pergerakan transfer klub-klub pesaing, rasanya sulit Manchester United bisa meraih trofi Premier League musim ini. Bahkan, sekadar mempertahankan posisi musim lalu pun akan sulit.

Hasilnya, pengamat sepak bola di Inggris banyak yang meramalkan Jose Mourinho akan didepak dari Manchester United pada musim ini. Padahal, Mourinho baru saja menambah masa bakti hingga 2020.

Patut dinanti, apakah sindrom musim ketiga Jose Mourinho di Manchester United akan kembali terulang? Atau justru pria asal Setubal itu bisa memanfaatkan segala keterbatasan dan mematahkan catatan buruk miliknya?

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?