DBAsia News

Usai Dikritik, Paul Pogba Ungkap Hal yang Membuat Penampilannya Berbeda

DBasia.news – Usai dikritik karena performa yang berbeda di Manchester United, timnas Prancis, dan di masa lalu bersama Juventus, Paul Pogba angkat bicara faktor yang membuatnya tampil di penampilan berbeda.

Sorotan kepada pemain berusia 28 tahun itu memang tidak jauh dari performa. Dengan timnas Prancis Pogba bisa mengembangkan kreativitas yang dimilikinya, memaksimalkan potensi dalam situasi bertahan atau ofensif.

Sementara di Juventus pada medio 2012-2016 Pogba lebih produktif mencetak gol karena rajib bermain ofensif. Di sisinya kala itu ada Andrea Pirlo, Arturo Vidal, dan Claudio Marchisio hingga Pogba berkembang di lingkungan dan bimbingan yang tepat.

Tapi sejak kembali ke Man United performanya tak pernah lagi sama, bahkan baru ini pandit sepak bola dan juga legenda United, Roy Keane menganalisis perbedaan performanya di United serta timnas Prancis.

“Tidak perlu diragukan lagi jika dia adalah pemain yang bertalenta. Saya masih ingin melihatnya berkontribusi lebih banyak lagi, terutama ketika ia bermain untuk Manchester United,” ujar Keane beberapa waktu lalu.

“Mungkin dia dikelilingi pemain yang lebih baik dan dia merasa lebih nyaman dengan situasi bersama Timnas Prancis. Dia bermain di sisi kiri dan tampil sangat baik. Saya pikir ketika ia bersama United, dia mungkin tidak menjalankan apa yang jadi tugasnya atau memang terlalu banyak tanggung jawab yang diemban.”

Perbedaan Peran

Posisi juara Piala Dunia 2018 adalah gelandang, tetapi peran yang dijalaninya berbeda-beda. Di Juventus Pogba dibebaskan bermain ofensif, sementara di United dan Prancis memiliki kewajiban bertahan untuk kolektivitas tim.

“Memang benar bahwa di Juventus itu berbeda dari Manchester. Kami bermain tiga (gelandang) di tengah dalam 5-3-2. Saya memiliki kebebasan, saya harus berada di dalam kotak penalti, untuk menyerang. Itu adalah kewajiban,” terang Pogba kepada L’Equipe.

“Di Manchester, saya memiliki kebebasan untuk masuk ke dalam kotak, tetapi prioritasnya adalah bermain, bertahan.

“Di tim Prancis, kami juga memainkan 4-2-3-1. Saya sedikit lebih terlibat dalam transisi, dalam konstruksi serangan. Tapi saya memiliki lebih banyak kebebasan daripada di Manchester untuk masuk ke dalam kotak penalti, untuk berlari ke depan.”

“Pada saat yang sama, ketika Anda memiliki Grizou (Antoine Griezmann), Kylian (Mbappe), Anda tidak ingin memasuki ruang mereka, Anda tidak perlu melakukannya.”

Ketika ditanya peran apa yang disukainya Pogba berkata lebih ingin bermain ofensif, tetapi ia juga menggarisbawahi pentingnya kolektivitas tim.

“Saya ingin bermain lebih ofensif. Mencetak 15 gol per musim, itulah yang saya inginkan,” tambah Pogba.

“Tapi, saya harus menempatkan diri pada permainan kolektif. Di Manchester, seperti halnya Les Bleus, kolektivitas akan selalu datang sebelum pemain.”

“Terus terang, saya masih menikmati bermain sedikit lebih dalam. Ketika Patrick (Vieira) mengatakan dia lebih suka saya di Juventus, saya mengerti, saya bisa mengekspresikan diri saya lebih jauh, lebih banyak dengan teknik saya. Tapi itu akan selalu menjadi kolektif di atas segalanya,” pungkas dia. Kode tentunya untuk Ole Gunnar Solskjaer.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?