DBasia.news – Kemenangan 1-0 di leg dua perempat final Liga Europa di San Paolo, Jumat (19/4) dini hari WIB, sudah cukup bagi Arsenal menyingkirkan Napoli dengan total agregat gol 3-0 – sebelumnya menang 2-0. Arsenal sukses lolos ke empat besar.
Arsenal menjadi tim kedua yang keluar dari San Paolo sebagai pemenang selain Juventus musim ini. Satu gol tunggal di leg dua diciptakan oleh Alexandre Lacazette dari tendangan bebas. Arsenal bermain dewasa di markas Napoli.
Tidak hanya berusaha efektif dan berbahaya ketika melakukan serangan balik, Arsenal juga solid dalam bertahan hingga 20 percobaan tendangan Napoli sia-sia dan hanya dua yang tepat sasaran – dan digagalkan Petr Cech.
“Saya bangga dengan para pemain. Kami memulai dengan sangat baik. Babak pertama berjalan baik karena setelah mencetak gol, kami tidak memberi mereka kesempatan,” tutur Unai Emery, manajer Arsenal, dilansir dari BBC Sport.
“Kami bertahan dengan baik pada babak kedua. Dalam dua pertandingan, kami dapat dengan senang hati menang melawan Napoli,” lanjutnya.
Keberhasilan Arsenal ke empat besar tidak lepas dari peran Emery. Manajer asal Spanyol memang sangat berpengalaman di turnamen yang disebut kasta kedua setelah Liga Champions itu. Ibaratnya, jika Liga Champions milik Cristiano Ronaldo, maka Liga Europa milik Unai Emery.
Pelatih berusia 47 tahun sudah tiga kali menjuarainya secara beruntun dengan Sevilla – sama seperti Ronaldo tiga musim terakhir di Liga Champions bersama Real Madrid. Kendati perjalanan Ronaldo dengan Juventus kandas di perempat final Liga Champions musim ini, Ronaldo tetap nama ikonik di Liga Champions.
Torehan 126 gol di Liga Champions menjadikannya top skor sepanjang masa dan unggul jauh dari pesaing terdekat, Lionel Messi. Sementara Emery coba meraihnya untuk keempat kalinya musim ini dengan tim yang berbeda.
Rekor Emery di Liga Europa cukup bagus pada medio 2009 hingga 2016 silam. Dalam kurun waktu tersebut, Emery sekali mencapai perempat final, lalu semifinal, kemudian menjadi juara tiga kali beruntun dari tahun 2013 hingga 2016.
Pasca tahun 2016, perjalanan Emery meningkat di Liga Champions bersama PSG (Paris Saint-Germain), namun kesulitan untuk sekedar mencapai perempat final atau semifinal. Kini di musim pertamanya melatih Arsenal, Emery coba memimpin klub kepada titel Eropa pertama mereka – setelah terakhir memenangi Piala Winners Eropa pada 1994.
Di Liga Europa, Emery punya rekor 26 kemenangan di fase gugur, meraih tiga titel, dan menjadikannya satu-satunya pelatih yang memenanginya tiga kali beruntun.
“Saya tumbuh besar di kompetisi ini, Liga Europa, dan saya pikir itu memberi kami peluang besar ketika kita tidak bisa bermain di Liga Champions,” imbuh Emery.
“Ini adalah kesempatan untuk membuat sesuatu yang penting, kompetisi ini penting bagi kami karena memberi kami kesempatan untuk bermain di Liga Champions tahun depan,” lanjutnya di laman resmi klub.
“Di liga domestik banyak tim tangguh mencoba berada di (empat besar), dan Liga Europa bagi saya dan bagi kami sekarang sangat penting.”
Emery akan melawan mantan klub yang pernah dilatihnya pada medio 2008-2012, Valencia, di semifinal Liga Europa 2018-19. Leg satu berlangsung pada Jumat (3/5) pukul 02.00 dini hari WIB di Emirates Stadium, sebelum memainkan leg dua di Estadio Mestalla pada Jumat (10/5) pukul 02.00 dini hari WIB.