Tuchel Ganti Taktik, Hakim Ziyech Mendapat Keuntungan

DBasia.news – Thomas Tuchel bukan pelatih miskin taktik dan ini dibuktikannya di Chelsea. Permainan juara bertahan Liga Champions dan Piala Super Eropa sempat terbaca lawan dengan taktik 3-4-3 atau 3-4-2-1.

Tuchel pun mengubahnya menjadi 4-3-3 dan perubahan taktik itu menjadi berkah untuk beberapa pemain, salah satunya adalah Hakim Ziyech. “Penyihir” dari Maroko kembali bermain di posisi terbaiknya sebagai penyerang sayap.

Pada taktik tiga bek Ziyech memang terkadang jadi penyerang sayap di formasi 3-4-3 serta gelandang serang pada taktik 3-4-2-1, tetapi eks pemain Ajax Amsterdam itu juga punya peran bertahan dan mundur jauh ke lini tengah.

Pergerakannya dari tengah itu jadi tidak ideal untuk pemain berkaki kidal, sebab kreativitas Ziyech baru terlihat jika ia bermain lebih dekat ke kotak penalti lawan. Taktik 4-3-3 Tuchel itu pun seolah diterapkan untuk mengakomodir permainan Ziyech.

Chelsea menang 1-0 atas Crystal Palace di Derby London pada pekan 26 Premier League di Selhurst Park, Sabtu (19/02) malam WIB. Palace arahan Patrick Vieira membendung dengan baik Chelsea dan menyulitkan tim tamu.

Chelsea mendominasi dengan 58 persen penguasaan bola, melepaskan sembilan tendangan (tiga tepat sasaran), dan mereka mampu membatasi Palace yang tak melepaskan satupun tendangan tepat sasaran.

Pada akhirnya Ziyech mencetak gol penentu kemenangan Chelsea di menit 89 usai menerima umpan dari Marcos Alonso. Golnya itu semakin menguatkan kebangkitan performanya di paruh dua musim ini.

Musim lalu Ziyech menjalani musim perdana yang sulit, kesulitan memberikan dampak bermain di bawah Frank Lampard dan Thomas Tuchel. Pada 39 laga di seluruh kompetisi, Ziyech bermain 1.900 menit (rata-rata 49 menit per laga).

Pada laga ke-28 Ziyech musim ini ia mencapai 1.792 menit (64 menit per laga) dan mencetak tujuh gol. Performanya semakin baik dengan taktik 4-3-3 Chelsea dan Ziyech lebih dekat ke kotak penalti sebagai winger.

Kontra Palace selama 90 menit bermain, Ziyech 77 kali menyentuh bola – terbanyak ketiga di antara pemain Chelsea, dua lebih dari Antonio Rudiger dan Thiago Silva. Jumlah tendangannya juga lebih banyak (tiga), kedua terbanyak menyentuh bola di pertahanan lawan (lima kali), dan paling banyak mendribel bola sukses melewati lawan (empat kali).

Ziyech juga melakukan 18 operan di sepertiga pertahanan, serta melepaskan banyak operan (sembilan) kali. Ziyech sempat memberikan umpan silang yang diubah jadi gol oleh Romelu Lukaku, tapi gol itu dianulir VAR.

Tujuh gol Ziyech juga hanya kalah dari sembilan gol Jorginho dan 10 gol Lukaku musim ini. Ziyech mengakui tak mudah beradaptasi, tetapi ia coba melakukannya bersama dengan rekan setimnya.

“Itu adalah pertandingan yang sulit dengan hanya sejumlah kecil peluang. Kemudian perasaan terbaik untuk mencetak gol di menit terakhir,” tutur Ziyech kepada Match of the Day.

“Mungkin sulit bagi pemain untuk beradaptasi dengan sesuatu yang baru, tetapi itulah yang harus kami lakukan sebagai pemain dan menjadi seprofesional mungkin. Pada akhirnya ini semua tentang hasil.”

“Tentu saja sulit, tetapi itulah mengapa Anda bermain sepak bola, untuk memenangkan trofi. Itulah yang kami coba lakukan, memenangkan dua musim ini dan masih empat lagi,” pungkas dia.