DBasia.news – Perjalanan timnas Spanyol cukup berwarna di Piala Eropa 2020. Sedari awal sebelum ‘bertempur’ di Piala Eropa pemanggilan nama-nama pemain dalam skuad La Furia Roja yang dilakukan Luis Enrique menimbulkan tanda tanya besar.
Enrique disorot ketika ia tidak memanggil bek berpengalaman sekaligus kapten Spanyol, Sergio Ramos dengan alasan ia tidak fit karena musim lalu banyak absen bermain bersama Real Madrid.
Terlebih Enrique hanya memanggil dua penyerang sentral ke dalam skuad, yakni Alvaro Morata dan Gerard Moreno. Benar saja, keduanya menjadi perhatian setelah lini depan Spanyol seret mencetak gol.
Moreno (29 tahun) mencetak 23 gol dari 33 laga LaLiga dengan Villarreal musim lalu, membawa klub juara Liga Europa, tapi kesulitan mencetak gol di Piala Eropa. Apalagi dengan Morata yang terus disorot.
Striker Juventus bahkan menerima ancaman dari oknum suporter yang menyerang keluarganya karena kesulitan mengonversi peluang jadi gol. Semua itu akumulasi performa naik turun Spanyol di fase grup yang berisikan Swedia, Polandia, dan Slovakia.
Dua laga pertama Spanyol kontra Swedia dan Polandia berakhir imbang tanpa gol dan skor 1-1 (Morata mencetak gol ke gawang Polandia). Kemudian menang telak 5-0 melawan Slovakia dari dua gol bunuh diri serta gol Aymeric Laporte, Pablo Sarabia, Ferran Torres.
Situasi yang sama terjadi melawan Kroasia di 16 besar. Spanyol menguasai penguasaan bola dan unggul 3-1 sampai menit 77 dari gol Sarabia, Cesar Azpilicueta, dan Ferran Torres, tetapi Kroasia menyamakannya jadi 3-3 dari gol Mislav Orsic dan Mario Pasalic.
Baru di babak tambahan kualitas individu dan kedalaman skuad jadi pembeda. Spanyol menang dramatis 5-3 dari dua gol tambahan Alvaro Morata dan Mikel Oyarzabal.
Buang Peluang Kontra Swiss
Teranyar saat melawan Swiss di Stadion Krestovsky, Jumat (02/07) malam WIB di fase perempat final. Laga berakhir imbang 1-1 di waktu normal dan Spanyol menang 3-1 pada drama adu penalti. Spanyol ke semifinal tapi ada hal menarik dari laga kontra Swiss.
Spanyol mendominasi penguasaan bola 73 persen, melepaskan 28 percobaan tendangan, 10 tepat sasaran, tetapi gol mereka ke gawang Swiss justru tercipta dari bunuh diri Denis Zakaria. Swiss bahkan bermain dengan 10 pemain kala Remo Freuler diusir wasit di menit 77.
Apa yang terjadi dengan 28 tendangan dan 10 peluang tepat sasaran itu?
“Pelajaran hari ini adalah Anda harus beruntung. Ketika kami kebobolan, saya pikir kami hanya memiliki satu tembakan tepat sasaran di seluruh pertandingan! Kami hanya tidak memiliki penyelesaian akhir bagus,” kata pakar sepak bola Spanyol Guillem Balague di BBC Sport.
Spanyol punya serangan bagus dan 69 lebih dari tim lainnya di turnamen – lebih 235 kali ketimbang Inggris, serta menciptakan paling banyak sepak pojok. Sejauh ini Spanyol menyelesaikan 3.856 operan – 1.515 lebih dari tim lain.
Morata tak berkutik di Rusia dan digantikan Moreno. Moreno punya enam tendangan sejak ia masuk bermain tapi gagal mencetak gol, gagal mengonversi peluang di babak tambahan. Hanya Kylian Mbappe (Prancis) yang tidak mencetak gol dengan banyaknya percobaan tendangan (14 kali).
Spanyol akan melawan tim yang mereka kalahkan di final Piala Eropa 2012, Italia dengan skor telak 4-0, pada semifinal Piala Eropa 2020. Pertahanan kuat Italia yang telah kebobolan dua gol sejauh ini akan jadi ujian efisiensi bermain Spanyol.
“Jika Luis Enrique memiliki caranya sendiri, mereka akan terus bermain ofensif ketika kebobolan gol seperti laga ini, tapi gelandang kaku (tidak kreatif) dan juga tak ada penetrasi,” tambah Balague.
“Kami tidak mengelola permainan dengan baik dan terkadang kami tidak terlalu berani. Anda tidak merencanakan rute ke semifinal dengan cara seperti itu… tapi itulah yang terjadi.”
“Dan entah bagaimana kami berada di semifinal. Kami tampaknya menemukan cara untuk melakukannya, dengan mentalitas, dengan mendominasi bola.”
Beruntungnya bagi Spanyol dan Enrique, Moreno dan Morata sulit mencetak gol, tetapi keran gol Spanyol datang dari berbagai pemain di lini belakang dan depan. Spanyol punya enam pencetak gol berbeda, dan hanya satu tim yang pernah melakukannya sebanyak delapan pencetak gol dalam sejarah Piala Eropa.
“Kami memiliki banyak peluang, ya. Tapi di sini, seperti di setiap pertandingan sejauh ini, kami adalah tim yang unggul,” imbuh Moreno.
“Kami akan menyelesaikan berbagai kesalahan kami dengan bekerja di tempat latihan. Anda membuat kesalahan dan ujiannya adalah mental yang kuat. Saat ini saya merasakan pembebasan yang telah kami menangkan.”
“Jika tidak, saya pikir kesalahan itu akan bermain di pikiran saya,” pungkasnya.