DBasia.news – Langkah AC Milan pada ajang Liga Champions 2021-2022 harus terhenti secara tragis di fase grup. Sang pelatih, Stefano Pioli masih melihat sisi positif dari hasil minor ini.
Milan harus takluk 1-2 saat menjamu Liverpool pada laga terakhir grup B di San Siro, Rabu (8/12) dini hari WIB. Padahal Rossoneri butuh kemenangan untuk melaju ke babak 16 besar.
Milan sebenarnya mengawali laga dengan baik. Fikayo Tomori membuka keunggulan tuan rumah pada menit ke-29 memanfaatkan bola rebound.
Namun Milan gagal mempertahankan keunggulannya hingga laga usai. Liverpool justru berbalik unggul lewat dua gol sumbangan Mohamed Salah (36′) dan Divock Origi (55′).
Pioli menilai kekalahan atas Liverpool terjadi karena terlalu banyak kesalahan yang dilakukan pemain Milan. Sayangnya hal seperti ini juga terjadi pada laga-laga sebelumnya dan membuat mereka dalam posisi sulit.
“Kami tahu grup ini sangat sulit, tetapi sayangnya kami tidak dapat mempertahankan tempo yang cukup tinggi. Kami membuat terlalu banyak kesalahan, yang pada level ini mahal,” kata Pioli kepada Sky Sport Italia.
“Ada penyesalan, karena saya pikir kami pantas mendapatkan lebih, terutama melawan Atletico Madrid dan Porto di kandang. Karena itu, itu bisa terjadi pada level ini untuk skuad yang tidak berpengalaman.”
Musim 2021-2022 memang menjadi momentum kembalinya Milan tampil di Liga Champions. Rival sekota Inter itu telah absen dalam tujuh edisi terakhir secara beruntun.
Hal ini membuat Milan layaknya sebuah tim debutan di Liga Champions. Namun Pioli ingin tim asuhannya belajar dari kesalahannya.
“Kami telah melihat jenis lawan yang ada di Eropa, jadi kami akan belajar dari itu. Kembali tampil di Eropa adalah tujuan kami, tetapi kami akan mencoba mengambil pelajaran dari pengalaman ini dan terus berkembang,” tambahnya.
“Ini mengecewakan, tetapi itu akan membantu proses pertumbuhan dan kami membutuhkan pengalaman seperti ini untuk membuat kami lebih kuat di masa depan.”
Setelah tersingkir dari Liga Champions, Milan juga tak bisa melanjutkan perjalanannya ke Liga Europa. Itu karena mereka mengakhiri fase grup sebagai juru kunci.