DBasia.news – Akhir pekan lalu pecinta Premier League disuguhkan penampilan dan pertandingan kelas premium, dua derby. Satu North London Derby antara Arsenal kontra Tottenham Hotspur, dan satunya lagi Merseyside Derby, Liverpool dan Everton, Minggu (2/12).
Liverpool sukses membuktikan superioritasnya atas Everton dan menang dengan skor tipis 1-0. Kepastian tiga poin yang didapat The Reds ditentukan oleh gol tunggal pemain pengganti, Divock Origi di menit ke-90+6. Dia sukses memanfaatkan blunder fatal yang dilakukan Jordan Pickford.
Seakan tak percaya timnya sukses mengunci kemenangan di menit-menit akhir pertandingan, manajer Liverpool, Jurgen Klopp melakukan selebrasi emosional dan cenderung berlebihan, yakni masuk ke dalam lapangan dan kemudian memeluk sang penjaga gawang, Alisson Becker.
Hal ini kemudian membuatnya menuai kritik dari berbagai pihak, manajer asal Jerman itu disebut tak menghargai manajer Everton, Marco Silva. Federasi Sepakbola Inggris (FA) juga mendakwa Klopp dan memberikannya denda sebesar delapan ribu poundsterling.
Setelah sempat menyampaikan permohonan maaf, kini manajer berusia 50 tahun itu menegaskan bahwa dirinya tak mau lagi merayakan kemenangan The Reds dengan melakukan selebrasi berlebihan hingga masuk ke lapangan. Namun Klopp juga akui bahwa dirinya sama sekali tidak menyesal telah melakukan tindakan tersebut.
“Tidak, saya sama sekali tidak menyesali tindakan yang sudah dilakukan (selebrasi berlebihan kontra Everton), tetapi hal tersebut sebenarnya memang tidak perlu terjadi,” ujar Klopp seperti dilansir Daily Mail.
“Saya tak yakin jika sepakbola hanyalah sebatas membahas soal seorang manajer yang berlari ke dalam lapangan. Saya memang orang yang selalu melompat dan berlari jika ada sesuatu hal yang terjadi. Saya melanggar aturan yang berlaku, namun dendanya juga sudah dibayarkan,” tambahnya.
Ketika ditanya apakah manajer asal Jerman itu akan kembali melakukan selebrasi hingga masuk ke lapangan, Klopp pun memastikan bahwa dirinya sudah jera dan tak mau melakukan kesalahan yang sama.
“Hukuman denda dibuat agar Anda sadar (dengan kesalahan) dan memastikan jika pelanggaran tersebut takkan lagi terulang. Sekarang saya sudah paham soal itu dan tidak akan mengulanginya. Sebelumnya, saya pernah melakukan hal yang sama saat masih menukangi Mainz di tahun 2004. Hal seperti ini tidak bisa terjadi lagi,” tutup pria kelahiran Stuttgaart itu.