Tekanan Mental Akibat Penalti Gagal, Sancho Juga Dapat Serangan Rasial

DBasia.news – Jadon Sancho menjadi satu dari tiga eksekutor penalti Inggris yang gagal menjalankan tugas pada final Piala Eropa 2020. Pemain berusia 21 tahun itu menegaskan kegagalannya bukan karena faktor mental.

Seperti diketahui, Inggris gagal mewujudkan ambisinya untuk merebut gelar Piala Eropa perdana. The Three Lions takluk dari Italia lewat drama adu penalti usai bermain imbang 1-1 selama 120 menit.

Sancho bersama Marcus Rashford baru masuk ke lapangan hanya beberapa menit sebelum babak perpanjangan waktu berakhir. Keduanya seperti memang dipersiapkan secara khusus untuk menjadi eksekutor penalti.

Sayangnya, kedua pemain tersebut gagal mengemban tanggung jawab tersebut. Tembakan Sancho mampu dibaca Donnarumma sedangkan Rashford membentur tiang.

Wajar jika kemudian banyak pihak menilai Sancho dan Rashford tak siap secara mental untuk menjadi eksekutor penalti. Namun hal itu dibantah oleh mantan pemain Borussia Dortmund tersebut.

“Saya siap dan percaya diri untuk menerimanya (menjadi eksekutor penalti). Ini adalah momen yang Anda impikan sebagai seorang anak dan itulah mengapa saya bermain sepak bola,” tulis Sancho di Instagram.

“Saya telah mencetak gol penalti sebelumnya di level klub. Saya telah melatihnya berkali-kali untuk klub dan negara jadi saya memilih sudut yang diinginkan tetapi itu tidak berhasil kali ini.”

Sancho memang memiliki statistik penalti yang cukup baik. Ia hanya satu kali gagal dari sebelas kesempatan sejak level junior.

Rekor itu jugalah yang membuat Southgate yakin menunjuknya sebagai eksekutor penalti di final Piala Eropa 2020. Namun dewi fortuna memang sedang tidak berpihak kepada Inggris.

Meski begitu, Sancho tetap meminta maaf kepada rekan setim dan para suporter Inggris. Ia tak ragu menyebut kegagalan penalti kontra Italia sebagai momen terburuknya sepanjang berkarier menjadi pesepak bola profesional.