Tekad Edy Rahmayadi Mundur dari Ketum PSSI Lahir Usai Beribadah

Edy Rahmayadi

DBasia.news – Edy Rahmayadi menyatakan mundur sebagai Ketum PSSI. Ia mengumumkan keputusannya saat kongres tahunan di Hotel Sofitel, Bali, Minggu (20/1). Ternyata tekad Edy tersebut lahir usai dirinya beribadah.

Semalam, Edy masih menolak wacana untuk melepaskan jabatannya. Sikap Edy Rahmayadi berubah hanya beberapa jam. Edy punya niatan untuk mundur, tapi bukan dalam kongres.

Otomatis, Joko Driyono yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Umum naik menggantikan posisi Edy sesuai Statuta PSSI, sementara waktu.

“Kita ada dialog dengan pak Edy sampai dengan tadi malam. Dialog, kita berikan beberapa gambaran, tapi dia katakan sama saja. ‘Mau sekarang mau tiga bulan yang akan datang toh saya mundur’. Cuma persoalan waktu, lebih tepat sekarang,” kata Julius Raja, Sekretaris Umum PSMS Medan.

Edy Rahmayadi semakin mantap melepas jabatannya setelah menunaikan shalat subuh. “Ya, itu tadi dengan beberapa pertimbangan. Pertimbangan yang dia bilang katakan tadi toh tiga bulan ke depan pun saya akan buat Kongres Luar Biasa (KLB) untuk ini kan,” terangnya menambahkan.

“Tadi pagi subuh. Iya tadi pagi. Tadi malam masih rapat. Tadi malam kan kami sampai jam 02.00 WITA. Sampai jam 02.00 WITA dapat informasi. Keputusan tadi pagi pukul 05.00 WITA subuh beliau sholat, terus beliau memutuskan, terus pukul 07.00 WITA semua anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI dikumpulkan untuk menyatakan itu,” imbuh Julius Raja.

Edy Rahmayadi kata Julius Raja, juga kecewa dengan para voters dan anggota PSSI yang tidak menghadiri gala dinner pada Sabtu (19/1) malam WITA, sehari sebelum kongres digelar. Lalu, munculah pikiran untuk mundur dalam kongres keesokan harinya. Edy juga mendengar ada pecah kongsi dalam tubuh voters PSSI.

Ya, karena sebagian tidak hadir itu. Sudah begitu seperti mendapat informasi, ada kubu sana, ada kubu sini . Dapat informasi seperti itu dan daripada nanti dia menunggu di kongres dan nanti ada yang mengangkat tangan minta pak Edy mundur. Sebelum itu semua terjadi, setelah pemikiran yang matang, dia mengatakan dia mundur,” kata Julius Raja.

“Di dalam tubuh PSSI dan di dalam peserta itu sendiri tidak bulat suaranya. Tidak lagi mau mendukung dia, karena ada suara-suara yang menginginkan KLB,” jelasnya, mengakhiri.