<strong>Tantangan Erik ten Hag Latih Manchester United</strong>

DBasia.news – Erik ten Hag dipastikan memulai era baru bersama Manchester United. Pelatih berusia 52 tahun sebelumnya sukses melatih Ajax Amsterdam dan berhasil meraih titel Eredivisie. Namun tugas berat sudah menanti untuk mendongkrak performa setan merah.

Dia dikontrak hingga 2025 dengan opsi perpanjang setahun untuk membangkitkan United. Itu menjadi tantangan sekaligus tugas berat untuk Ten Hag dalam karier kepelatihannya.

Belum pernah sekali pun Ten Hag melatih klub top Eropa sebesar Man United, setelah sebelumnya membesut Bayern Munchen II, Utrecht, dan Ajax. Tekanan akan dirasakannya, tapi Ten Hag tertantang melakukannya.

Kepada Voetball International, Ten Hag menuturkan momen ketika ia memutuskan meninggalkan Ajax dan melatih Manchester United. Kapan ia memberi keputusan tersebut?

“Itu belum lama ini. Sebenarnya hanya setelah pembicaraan dengan Man Utd, yang baru dimulai pada jeda internasional terakhir, pada akhir Maret,” ungkap Ten Hag.

“Percakapan itu sangat bagus sehingga saya merasa: Saya ingin menerima tantangan itu. Kemudian mulai hidup di kepala saya dan saya membuat keputusan bahwa saya akan meninggalkan Ajax.”

Dengan sejarah besar Man United dan kondisi mereka saat ini, Ten Hag pun menilai itu sebagai tantangan besar yang akan dihadapinya. Dia bercerita mengenai klub barunya serta kondisi klub untuk masa kini dan masa depan.

“Rasanya seperti tantangan yang sulit tetapi besar. Itu adalah hal terindah yang ada,” imbuh Ten Hag.

“Ada sesuatu untuk dibangun di United dan sesuatu untuk diraih. Manchester United adalah nama besar dalam sejarah sepak bola. Rasanya seperti sebuah tantangan untuk mengembalikan klub ke jalur kemenangan.”

“Old Trafford dijuluki Theatre of Dreams (Teater Impian) karena suatu alasan. Ini adalah klub dengan nama, ketenaran dan daya pikat di sepak bola internasional.”

“Semua orang tahu sejarah tim yang indah. Dari Sir Alex Ferguson tentu saja, tetapi juga lebih jauh ke masa lalu. Tim hebat dari akhir tahun lima puluhan, yang tiba-tiba menghilang dengan kecelakaan pesawat.”

“Sejarahnya mengesankan, tetapi saya juga mulai menyelidiki masa kini dan masa depan. Dan pilihan yang tersedia. Mereka ada di sana, juga secara finansial. Jika Anda juga mendapatkan perasaan yang baik tentang orang-orang di sana, maka gambarannya benar dan kemudian ada faktor untuk mengambil langkah ini,” pungkas Ten Hag.