Sudah Saatnya Tim-tim Afrika Punya Target Juara

DBasia.news – Sejauh ini Piala Dunia belum ada tim-tim dari Afrika yang pernah meraih juara, hanya didominasi oleh tim-tim dari Eropa dan Amerika Selatan saja. Situasi tersebut yang ingin diubah oleh Kalidou Koulibaly.

Bek berusia 31 tahun punya 64 caps dengan timnas Senegal dan di tahun ini sudah membawa negaranya juara Piala Afrika 2021. Koulibaly sosok yang vokal dan mewakili Afrika, ia menegaskan ingin mengakhiri penantian titel Piala Dunia untuk tim Afrika.

Menurutnya, sudah saatnya tim-tim dari Afrika berpikir lebih tinggi ketimbang hanya memikirkan lolos fase grup dan belajar dari tim-tim Eropa serta Amerika Selatan.

“Negara-negara Afrika kurang percaya diri dan kesadaran diri bahwa mereka benar-benar dapat memenangkan Piala Dunia,” kata Koulibaly kepada BBC Sport Africa.

“Kami menganggap bahwa melewati babak penyisihan grup adalah hal yang baik, tetapi kami harus menetapkan tujuan yang lebih tinggi untuk diri kami sendiri.

“Saya tidak berpikir bahwa tim Prancis atau tim Inggris senang dengan lolos dari babak grup – mereka ingin melangkah lebih jauh. Kami harus memiliki pola pikir yang sama. Itulah yang coba saya bawa ke Senegal.”

“Saya pikir sudah waktunya sebuah negara Afrika memberikan dan memenangkan Piala Dunia, karena kami adalah benua yang sangat berbakat. Kami memiliki pemain hebat.”

Tidak ada tim-tim dari Afrika yang pernah melewati fase perempat final di Piala Dunia. Kamerun (1990), Senegal (2002), dan Ghana (2010) sama-sama tersingkir di delapan besar, baik itu dengan babak tambahan atau penalti.

Senegal datang ke Piala Dunia 2022 sebagai juara Piala Afrika dan menempati peringkat 18 ranking dunia atau FIFA, menempati peringkat tertinggi dari tim Afrika sejak November 2018. Senegal mewakili Afrika di Piala Dunia bersama Kamerun, Ghana, Maroko, dan Tunisia.

Keberhasilan Senegal memenangi Piala Afrika 2021 setelah penantian panjang bertahun-tahun, bahkan dari sakit hati usai jadi runner-up pada 2019, dan rakyat Senegal merayakannya dengan suka cita di jalanan.

Itu menurut Koulibaly, yang saat ini membela Chelsea di Premier League, dapat menjadi inspirasi bagi timnya untuk berbicara banyak di Piala Dunia 2022.

“Trofi Piala Afrika ini akan meningkatkan kesadaran diri untuk Piala Dunia. Kami akan bersedia untuk berbuat lebih baik,” tambah Koulibaly.

“Target pertama kami adalah lolos ke fase grup karena pada 2018 kami tidak lolos.”

“Seluruh negara akan berharap banyak dari kami, tetapi Piala Dunia hanya di level lain. Setiap pemain bermimpi bermain di Piala Dunia jadi pergi ke sana dan lolos setelah babak penyisihan grup akan bagus, dan kemudian kami akan memperbaiki tujuan kami, selangkah demi selangkah.”

“Kami akan pergi ke sana dengan persiapan yang baik. Itu akan segera datang tetapi kami juga harus berhati-hati karena banyak yang bisa terjadi (sebelumnya),” tegas Koulibaly.

Empat tahun lalu di Rusia (Piala Dunia 2018) memang jadi mimpi buruk bagi tim-tim Afrika, sebab Senegal, Mesir, Maroko, Nigeria, dan Tunisia sama-sama tersingkir di fase grup. Hal tersebut jadi pembelajaran pahit bagi Senegal.

“Kami masih membenci Piala Dunia 2018, terutama saya, karena saya tahu kami bisa melakukannya dengan lebih baik. Saya sangat sedih karena pulang secepat itu,” imbuh Koulibaly.

“Itu tidak adil. Kami pikir itu akan menjadi tentang rata-rata gol, tetapi tersingkir berdasarkan aturan fair play benar-benar menyakitkan.”

“Kami belajar banyak tetapi itu memalukan, karena kami mampu lolos di lapangan dengan memenangkan pertandingan. Kami tidak melakukannya, jadi kesalahan ada pada kami.”

Keyakinan Koulibaly mengenai tim-tim dari Afrika yang seharusnya menargetkan titel Piala Dunia juga berdasarkan fakta, beberapa pemain top di Eropa ada di Afrika seperti Sadio Mane, Mohamed Salah, dan Riyad Mahrez. Bahkan dalam skuad Senegal saat ini juga ada Koulibaly, Mane, dan Edouard Mendy.

Senegal berada di grup A Piala Dunia 2022 bersama dengan Ekuador, Belanda, dan tuan rumah Qatar. Laga pertama mereka akan dihelat di Al Thumama Stadium melawan Belanda.