DBasia.news – Dahulu di Serie A ada Supremo atau sosok Presiden klub yang terkenal gampang memecat pelatih. Dia adalah Maurizio Zamparini yang pernah menjadi Presiden Palermo pada 2002-2017 dan 2017-2018.
Kegampangannya memecat pelatih sudah terkenal di Italia dan membuatnya terkenal karena hal tersebut. Pada era sepak bola modern status seperti itu kini dimiliki oleh Presiden Watford, Gino Pozzo. Uniknya dia juga berasal dari Italia.
Watfordmusim ini berjuang untuk menjauh dari zona degradasi dan Pozzo sudah enam kali menunjuk manajer. Teranyar yang ditunjuk adalah Roy Hodgson, yang sudah menyatakan pensiun pascamelatih Crystal Palace.
Hodgson menggantikan Claudio Ranieri setelah klub menemui kesulitan tampil bagus di tengah musim 2021-2022. Hodgson akan menjadi pertaruhan bagi Pozzo di manajer keenam yang melatih Watford sejak terakhir mencatatkan clean sheets.
Kapan Watford terakhir mencatatkan clean sheets? Itu terjadi pada 2020 ketika Watford menang 3-0 atas Liverpool, menjadi kekalahan pertama The Reds yang kemudian menjadi juara Premier League setelah 30 tahun lama.
Liverpool 44 laga liga tak terkalahkan kala itu dan menatap rekor Invincibles Arsenal, tapi Watford yang dilatih Nigel Pearson mampu menghadirkan kejutan. Pearson dinilai sebagai penyelamat Watford kala itu dan manajer yang tepat.
Tapi Pearson pun dipecat setelah dikabarkan ribut dengan Gino Pozzo, padahal liga tinggal menyisakan dua laga. Hayden Mullins jadi manajer interim dan kemudian digantikan Vladimir Ivic pada Agustus 2020 yang melatih selama empat bulan.
Xisco Munoz masuk sebagai manajer kelima yang direkrut Pozzo dan disukai fans karena dapat meningkatkan kualitas serta membawa tim bersaing. Sayang, Munoz pun dipecat setelah tujuh laga di Premier League.
Claudio Ranieri ditunjuk dan dipecat setelah memainkan tujuh laga. Palu estafet itu kini bergulir kepada Hodgson dan dia jadi manajer berbeda ke-15 di era Keluarga Pozzo di Watford sejak 2012.