DBasia.news – Timnas Belanda sukses mengamankan tiket fase gugur Piala Eropa 2020 dengan dua kemenangan beruntun. Der Oranje menang 3-2 atas Ukraina dan kemudian 2-0 menghadapi Austria.
Kendati telah berhasil lolos ke fase gugur taktik yang diterapkan Frank de Boer di Belanda tetap dipertanyakan. Pasalnya De Boer keluar dari ‘zona nyaman’ formasi 4-3-3 yang sudah mendarah daging di Belanda dan terkenal dengan permainan total football.
“Lima (pemain) di (lini) belakang. Itu bukan sesuatu yang Belanda tahu caranya bermain,” ujar legenda sepak bola Belanda Ruud Gullit kepada beIN SPORTS.
“Sebagian besar pemain tidak pernah memainkannya. Tapi dia (Frank de Boer) punya alasan karena dia tidak mempercayai pertahanannya, bahkan dengan De Ligt dan Van Dijk kami selalu tertinggal 0-1. Ini hampir seperti Anda membuang warisan.”
Pengamatan Gullit kepada sistem yang diterapkan De Boer jadi penilaian yang wajar, sebab dia kini jadi pandit sepak bola, tetapi pertanyaan mengenai permainan itu tidak hanya dilontarkannya melainkan juga dari Georginio Wijnaldum.
Kapten timnas Belanda
Pemain senior dan kapten timnas Belanda Gini Wijnaldum sudah jauh-jauh hari meragukan taktik yang diterapkan De Boer. Dia menuturkannya sebelum perhelatan Piala Eropa 2020.
“Kami tidak memiliki build-up yang bagus untuk turnamen. ‘Pukulan’ yang kami dapatkan adalah sesuatu yang menyebabkan diskusi di dalam skuat,” tutur Wijnaldum.
“Kami berbicara dengan semua pemain dan pelatih tentang kritik. Fans dan media diperbolehkan untuk bersikap tajam dan kritis. Kami harus menghadapinya karena cara kami bermain melawan Skotlandia.”
“Saya suka sistem 4-3-3 Belanda yang sebenarnya. Di situlah hati saya, dengan diri saya dalam peran menyerang di belakang tiga penyerang depan. Itulah cara kami bermain di bawah Ronald Koeman dan itu juga periode di mana kami sangat sukses lagi.”
“Kami mencapai final Nations League, kami mengalahkan tim seperti Prancis dan Jerman,” tegas dia.
De Boer menerapkan taktik 3-4-1-2 ketimbang 4-3-3. Penerapan itu membawa Belanda lolos ke fase gugur, tetapi dengan catatan adanya dua kebobolan gol ketika melawan Ukraina.