DBasia.news – Musim 2018/19 akan jadi musim yang sangat menggairahkan dan membakar semangat fans Arsenal. Mereka akan menatap era baru di bawah arahan manajer Spanyol, Unai Emery, yang datang sebagai pengganti Arsene Wenger.
Emery datang menggantikan rezim Wenger yang sudah melatih The Gunners sejak tahun 1996 atau tepatnya 22 tahun lalu. Selama dua dekade lebih Wenger melatih, dia sudah mempersembahkan tiga titel Premier League dan tujuh Piala FA.
Warisan terbesarnya adalah pondasi yang ditanamkan kepada Arsenal: filosofi mengorbitkan pemain muda – dari akademi atau klub lain – dan menjadikannya pemain top Eropa. Nama-nama beken seperti Thierry Henry, Patrick Viera, Sol Campbell, Robin van Persie, pernah dibesarkan oleh Wenger.
Wenger pergi dengan menyisakan kontrak yang seharusnya berakhir tahun depan. Pria Prancis berusia 68 tahun diyakini dipecat petinggi Arsenal karena gagal membawa klub lolos Kualifikasi Liga Champions dua kali beruntun.
Sekarang, di waktu luangnya, Wenger bisa merefleksikan diri dan berpikir sejenak tentang perjalanan yang sudah dilakukannya sejauh ini, hingga potensi hal yang akan dilakukan di masa depan.
Kala diwawancara media Prancis, RTL, Wenger memberikan pernyataan yang mengejutkan ketika ditanya kesalahan terbesar dalam kariernya.
“Mungkin, bertahan di satu klub yang sama selama 22 tahun. Saya seseorang yang sering berpindah, tapi, saya juga menyukai sebuah tantangan. Saya telah menjadi tawanan dari tantangan saya sendiri di satu waktu,” tutur Wenger.
“Saya juga menyesal mengorbankan segalanya yang telah saya lakukan karena saya menyadari, saya melukai banyak orang di sekitar saya. Saya mengecewakan banyak orang: keluarga dan orang terdekat. Jauh di dalam lubuk hati, pria yang terobsesi adalah pria yang egois karena mengejar apa yang dicintainya. Dia mengabaikan banyak hal.”
Arsenal saat ini dilatih Emery, tetapi, jika kelak harus memilih mantan anak asuhnya untuk jadi manajer Arsenal, Wenger yakin Henry atau Vieira sanggup melakukannya. Namun, dia meragukan satu hal besar dari keduanya: pengorbanan.
“Seringkali, saya ditanya jika Thierry Henry dan Patrick Vieira akan jadi manajer bagus dan saya selalu menjawab, ya. Mereka memiliki semua kualitas: mereka cerdas, tahu sepak bola, dan punya kemampuan yang sangat hebat,” imbuh Wenger.
“Tapi, apakah mereka ingin melakukan pengorbanan untuk hal yang harus dikorbankan? Obsesi itu selalu ada di pikiran Anda setiap hari dan malamnya. Anda terbangun pukul tiga pagi dan berpikir tentang pemilihan tim, taktik, formasi,” urainya.