Sedikit Perbedaan Manchester United Sebagai Raja Comeback di Era Solskjaer

DBasia.news – Reputasi Manchester United sebagai raja comeback sudah melekat lama bagi para penggemar sepak bola dunia. Namun fenomena sedikit berbeda terjadi musim ini.

Saat ditangani Sir Alex Ferguson, Manchester United kerap melakukan comeback dramatis. Salah satu yang paling diingat tentu pada final Liga Champions 1998-1999.

Pada momen tersebut, Manchester United berhasil merebut gelar juara meski tertinggal 0-1 hingga waktu normal berakhir. Sebabnya, mereka mencetak dua gol di masa injury time.

Julukan raja comeback pun mulai disandang Manchester United setelahnya. Apalagi mereka kerap menunjukkan aksi serupa di momen lainnya.

Solskjaer merupakan salah satu pelaku sejarah dari momen comeback di final Liga Champions 1998-1999. Ia mencetak gol kemenangan meski masuk sebagai pengganti.

Setelah ditunjuk menangani Manchester United, Solskjaer nampak ingin menularkan mentalitas tersebut. Hal itu pun sangtat terlihat musim ini.

Manchester United bukan hanya layak menyandang status raja comeback. Namun tim asuhan Solskjaer langganan melakukannya di kandang lawan.

Dari enam laga tandang Premier League 2020-2021, Manchester United menyapu bersih semuanya dengan kemenangan. Uniknya, semua itu diraih lewat sebuah comeback.

Manchester United selalu tertinggal lebih dulu saat bertandang ke markas Brighton, Newcastle United, Everton, Southampton, West Ham, dan Sheffield United. Namun Bruno Fernandes dan kawan-kawan bisa bangkit dan membalikkan kedudukan.

Rekor apik itu berbanding terbalik dengan performa Manchester United di laga kandang. Dari enam laga, mereka baru menang sekali dan menelan tiga kekalahan serta dua kali imbang.

Jika ingin bersaing dalam perburuan gelar, Manchester United harus mulai menularkan performa tandangnya di laga kandang. Saatnya raja comeback melakukan keahliannya di rumah sendiri, Theatre of Dreams.