Sederet Fakta Tentang Julian Alvarez sang Suksesor Aguero di Man City

DBasia.news – “Done deal” dan juga “Here we go” merupakan kata-kata yang sudah dinanti fans sepak bola ketika mengamati perkembangan terbaru di Twitter Fabrizio Romano, pakar sepak bola Eropa.

Ketika Romano sudah bersabda dua kata-kata magis itu maka transfer sudah hampir 99 persen terealisasi. Pun demikian berlaku dengan saga transfer Julian Alvarez yang sempat dikaitkan dengan Manchester United, lalu kemudian berlabuh ke tim Manchester lainnya: Manchester City.

“Julian Alvarez ke Manchester City dari River Plate, done deal dan here we go! Kesepakatan dikonfirmasi seperti yang sudah diprediksi pekan lalu,” tutur Romano.

“18,5 juta euro biaya untuk River dengan bonus atau pajak. Julian akan dikontrak lima tahun. Kesepakatan sudah disegel – Alvarez akan tetap di River Plate dengan status pinjaman hingga Juli (2022).”

Selepas kepergian Sergio Aguero, legenda klub pada musim panas 2021 ke Barcelona (kemudian pensiun), kabar transfer itu menjadi kebahagiaan fans bagi fans City. Alvarez pemain Argentina lainnya yang gabung klub dan juga kerap dibandingkan dengan pendahulunya itu.

Berikut BolaSkor.com telah merangkum sejumlah fakta-fakta menarik mengenai Julian Alvarez:

1. Punya Julukan The Spider

The Spider atau Laba-Laba. Itulah julukan yang melekat kepada Julian Alvarez. Dengan julukan itu setiap kali Alvarez mencetak gol ia selalu merayakannya dengan membuat jaring laba-laba dengan kedua tangannya.

Beberapa orang berpikir itu karena ia fanatik kepada tokoh fiktif pahlawan Spiderman, tapi faktanya julukan tersebut sudah dimilikinya sejak Alvarez masih kecil dan bermain di kampung halamannya di Calchin de Cordoba.

Menurut kabar dari Atletico Calchin Club institution, saudara lelakinya yang memberinya julukan karena keahlian Alvarez bermain bola. Dengan keahlian tersebut di masa kecil Alvarez bak bermain dengan dua kaki lebih. Tak salah juga menyebutnya dengan julukan Spiderman.

2. Trial di Real Madrid

Jalan Alvarez ke Eropa sedianya hampir terealisasi di usia yang sangat muda yakni 11 tahun. Kala itu dia menjalani trial di Real Madrid, mencetak dua gol dari lima laga dan membantu tim memenangi turnamen usia muda pada 2011.

Akan tapi Madrid punya kebijakan menanti hingga usia 13 tahun sebelum merekrut talenta asing. Tak ayal Alvarez pergi dan itu dituturkan sang ayah Gustavo.

“Akan jadi impian jika dia bertahan (di Madrid). Kami keluarga pekerja. Saya bekerja di perusahaan sereal dan istri saya, Mariana guru taman kanak-kanak,” terang Gustavo kepada Goal.

3. Profil

Kembali ke Argentina, Alvarez pernah trial bersama Boca Juniors sebelum gabung klub rival River Plate dari Atletico Calchin pada 2016. Sejak promosi ke tim utama Alvarez telah memenangi Copa Libertadores, Copa Argentina, dan Primera Division.

Melengkapi catatan trofinya di usia muda, Alvarez juga pernah ada dalam tim bersejarah Argentina yang mengakhiri penantian titel internasional Lionel Messi kala memenangi Copa America pada 2021. Alvarez promosi ke tim utama River pada 2018 dan akan berganti klub tahun ini.

4. Gaya Main dan Posisi

Pada 2021 Alvarez jadi top skorer dengan 20 gol dari 35 laga, plus terpilih sebagai Pesepak Bola Terbaik Amerika Selatan.

“Alvarez adalah prototipe pemain modern yang diinginkan semua orang,” kata legenda Juventus, David Trezeguet kepada Radio Supermitre.

“Dia memberikan segalanya, tidak lelah, tetap membumi dan tidak mencari kontroversi. Anak ini adalah permata yang sulit ditemukan di Amerika Selatan, dia memiliki semua kualitas teknik yang mereka sukai di Eropa.”

Alvarez sudah jadi pemain reguler di River sejak 2020 di bawah arahan Marcelo Gallardo. Dia pemain serba bisa sebagai penyerang tengah, penyerang kedua, hingga penyerang sayap.

Perbandingan dengan Aguero pun tak sepenuhnya salah, sebab Alvarez memang bermain sepertinya: lincah, punya kualitas teknik dalam mendribel bola, dan insting mencetak gol.

Alvarez bahkan lebih dinamis karena ia juga bergerak di area sayap. Keduanya juga sama-sama suka bergerak di ruang sempit di antara pertahanan lawan. Wajar jika Alvarez dianggap sebagai suksesor Aguero di City.

“Saya sangat menyukai Kun Aguero dan saya mencoba mengikuti pergerakannya,” ucap Alvarez kepada La Nacion pada 2019.

5. Kata Mereka Soal Julian Alvarez

David Trezeguet sudah terlebih dahulu menilai dan melihatnya sebagai berlian muda dari Amerika Selatan. Bakat itu juga sudah lama dilihat oleh Marcelo Gallardo.

“Dia adalah pemain yang dicintai pelatih karena kualitasnya, karena kemurahan hatinya, dan karena keceriaannya,” ucap Gallardo.

“Setiap staf pelatih akan senang memilikinya. Dia masih sangat muda dan perjalanannya masih panjang.”

Takdir seolah sudah ditakdirkan untuk Alvarez bermain di City, klub yang sering dimainkannya jika sedang bermain game sepak bola FIFA.

“Bermain di Eropa adalah impian kebanyakan orang karena kualitas liga-liga itu dan apa artinya berada di klub-klub itu,” katanya kepada Radio La Red pada Oktober 2020.

“Tapi saya santai saja. Jelas saya berbicara dengan agen saya dan keluarga saya, tetapi saya tahu saya harus tetap fokus pada apa yang saya lakukan.

“Nanti waktunya akan tiba, melalui pekerjaan yang saya lakukan. Di Playstation saya bermain dengan Barcelona atau Manchester City,” urai Alvarez.