DBasia.news – Perjalanan tim nasional Jepang sebagai salah satu wakil dari Asia yang bermain di 16 besar Piala Dunia 2022 harus berakhir. Dan akhirnya, tim dari Eropa, negara dengan tradisi sepak bola kuat, menghentikan perjalanan Samurai Blues.
Tim itu adalah finalis Piala Dunia 2018 Rusia, timnas Kroasia. Kendati Kroasia menang namun faktanya tak mudah bagi mereka menaklukkan Jepang, sebab pertandingan berlangsung sampai babak tambahan dan drama adu penalti.
Jepang berhasil unggul terlebih dahulu dari gol yang dicetak Daizen Maeda di menit 43 dan bertahan hingga turun minum. Akan tapi mentalitas kuat diperlihatkan Kroasia hingga mereka mencetak gol penyama kedudukan di menit 55 dari gol Ivan Perisic.
Selepas gol tersebut kedua tim mulai letih dan bahkan cenderung kesulitan membangun serangan dengan baik. Laga pun dilanjutkan ke drama adu penalti dan ini jadi adu penalti pertama di fase gugur Piala Dunia 2022.
Pada drama adu penalti adu keberuntungan juga terjadi dan Dewi Fortuna tak memihak ke Jepang, sebab dua eksekutor penalti pertama mereka Takumi Minamino dan Kaoru Mitoma gagal mencetak gol, terlebih kiper Kroasia Dominik Livakovic juga menepis dua penalti tersebut.
Penendang ketiga Jepang Takuma Asano mencetak gol, tetapi kala Maya Yoshida jadi penendang keempat Jepang lagi-lagi Livakovic dengan sigap menepis penalti yang datang. Kroasia menang 3-1 dan melaju ke perempat final dan menantang Brasil.
Tak ayal nama Dominik Livakovic pun langsung naik ke permukaan dan tenar karena tiga penyelamatan penaltinya tersebut. Livakovic jadi kiper ketiga yang melakukan tiga penyelamatan pada drama adu penalti Piala Dunia, setelah Ricardo (Portugal) pada 2006 lawan Inggris dan Danijel Subasic (Kroasia) lawan Denmark pada 2018.
“Inilah yang kami lakukan di Kroasia. Anda bisa melihatnya empat tahun lalu. Saya meneruskan tradisi dari pendahulu saya (Subasic),” papar Livakovic selepas laga berakhir.
“Dia membuktikan menjadi seperti Subasic di Rusia, sejarah terus berulang,” tambah komentar pelatih Kroasia, Zlatko Dalic.
Berikut catatan menarik atau fakta-fakta yang perlu diketahui dari penjaga gawang berusia 27 tahun Kroasia, Dominik Livakovic:
1. Karier Klub dan Timnas
Lahir di Zadar, Kroasia, pada 9 Januari 1995, Dominik Livakovic bermain untuk akademi Zadar sebelum pindah ke Nogotmeni klub Zagreb. Livakovic promosi pada 2012, bermain selama tiga tahun, lalu pindah ke klub besar Kroasia: Dinamo Zagreb.
Livakovic sempat dipinjamkan ke Zagreb, Dinamo Zagreb II pada medio 2015-2016, sebelum kembali ke Zagreb dan jadi kiper utama di sana. Livakovic mulai membela timnas Kroasia sejak 2017 dan menerima panggilan pertama pada Mei 2016.
Debutnya dimulai pada 2017 di China Cup melawan Chile dan Kroasia kalah dalam drama adu penalti. Livakovic masuk skuad Kroasia kala mencapai final Piala Dunia 2018 namun belum bermain. Perlahan, dengan menurunnya performa Lovre Kalinic, Livakovic jadi pilihan utama Kroasia dan sejauh ini punya 37 caps.
2. Kehidupan Personal
Livakovic lahir di keluarga berpendidikan tinggi. Ayahnya, Zdravko Livakovic, insyinyur konstruksi dan mantan Sekretaris Negara di Kementerian Kelautan, Transportasi, dan Infrastruktur pada era pemerintahan Bozidar Kalmeta.
Kakek dan nenek Livakovic dari pihak ayah adalah seorang ahli radiologi dan guru bahasa Inggris, sementara ibunya Manuela Skoblar adalah sepupu pertama Josib Skoblar, eks pemain timnas Yugoslavia.
Pada Juni 2022 Livakovic menikahi kekasih yang telah menjalin hubungan lama dengannya, Helena Matic, di Gereja Zadar. Livakovic juga mengidolai tiga kiper yakni David De Gea, Iker Casillas, dan Danijel Subasic.
3. Spesialis Penalti
Sebagaimana dikutip dari Sportstar, menepis penalti bukan perkara baru bagi Livakovic yang pernah melakukan 14 penyelamatan penalti dalam kariernya, salah satu dari penyelamatan itu datang saa melawan Feyenoord Rotterdam pada Liga Europa 2020.
Di tahun yang sama juga Livakovic menepis penalti pemain CFR Cluj, Ciprian Deac, pada Kualifikasi Liga Champions. Laga berlanjut ke babak tambahan dan berakhir 2-2. Lalu pada drama adu penalti Livakovic menepis penalti Catalin Golofca, Zagreb pun menang 6-5 dan melaju ke putaran tiga. Jadi, menepis penalti bukan hal baru bagi Livakovic.