DBasia.news – Gelandang anyar AC Milan, Sandro Tonali menjelaskan alasan kenapa lebih memilih bergabung dengan Il Rossoneri ketimbang rival sekota, Inter Milan. Tonali mengaku tidak banyak pikir ketika tawaran Milan datang.
Bergabungnya Tonali ke Milan disinyalir karena Antonio Conte, pelatih Inter lebih memilih gelandang berpengalaman ketimbang Tonali. Akan tapi alasannya tidak itu saja. Tonali membenarkan adanya tawaran dari Inter sebelumnya, namun ketika ada tawaran dari Milan datang ia langsung meminta agennya untuk pindah ke sana.
“Sedikit banyak semua orang mendukung Milan tempat saya berasal, termasuk ayah saya, yang mewariskan gairah itu kepada saya saat kecil,” ungkap Tonalidalam konferensi pers dengan Milan dikutip dari Football-Italia.
“Saya sudah lama ingin memakai jersey ini. Saya tidak banyak bicara dengan (Presiden Brescia, Massimo) Cellino, tetapi dia langsung menyadari apa artinya itu bagi saya. Dia berkata dia akan membiarkan saya membuat pilihan saya dan dia menepati janji.”
“Saya memintanya untuk melakukan upaya ini untuk saya dan dia sangat hebat. Ketika saya menyadari ada kesempatan untuk bergabung dengan Milan, saya menutup semua pintu lainnya. Saya harus pergi ke Milan. Harus.”
“Agen saya yang melakukan sebagian besar negosiasi dengan Inter, jadi dia dengan tepat meninggalkan saya sehingga saya tidak akan terganggu. Begitu saya mendengar tentang Milan, dan dia tahu bahwa saya mendukung mereka, kami berbicara dan saya membiarkan dia mulai bekerja,” terang dia.
Tonali mengenakan nomor punggung 8 yang dikenakan legenda Milan Gennaro Gattuso. Gattuso yang kini melatih Napoli juga menjadi idola bagi Tonali dan ia telah meminta izin darinya mengenakan nomor punggung tersebut.
“Gattuso adalah idola saya dan masih sampai sekarang. Angka 8 itu tak ada yang mengenakan, jadi saya memilihnya, karena memiliki berbagai arti dalam hidup saya. Bekerja dengan (Paolo) Maldini juga merupakan hal yang cukup mengejutkan,” imbuh Tonali.
“Saya berada di San Siro untuk (menonton) Milan-Chievo (di masa lalu), dengan gol Clarence Seedorf mengarah ke pojok atas di menit-menit akhir. Itu adalah pertandingan yang sangat buruk, tapi itulah yang saya harap saya mainkan, karena saya ada di sana,” urai dia.