DBasia.news – Ricuh suporter terjadi pada laga Timnas Indonesia lawan Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (5/9). Suporter Timnas Indonesia yang menyanyikan chant rasis dan melempar smoke bomb ke suporter Malaysia.
Pertandingan sempat terhenti pada menit ke-72. Alhasil, Timnas Indonesia harus kalah 2-3 dari Malaysia, pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan Piala Asia 2023 tersebut.
Tiga gol kemenangan Malaysia dicetak oleh Mohamadou Sumareh (37′ dan 90+7′) dan Muhammad Syafiq Ahmad (66′). Sedangkan dua gol Timnas Indonesia dilesakkan Beto Goncalves (12′ dan 39′).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria, menjelaskan hal tersebut mencoreng nama Indonesia. Apalagi, saat ini PSSI tengah mengajukan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.
“Ya seperti hal rekan-rekan media rasakan hari ini, kami yang mengurus (sepak bola) pasti hatinya lebih nelangsa. Kami sangat menyayangkan yang terjadi ini, terutamanya di kualifikasi Piala Dunia ini. Karena baru pertama kali ikut semenjak lepas dari sanksi FIFA. Dan mempertimbangkan bidding Piala Dunia U-20 untuk tahun 2021. Kejadian ini untuk kita sama-sama merefleksikan diri baik PSSI sendiri, suporter dan semua pihak yang ada, tidak ada yang perlu disalahkan,” kata Ratu Tisha Destria.
“Kita sudah tahu mana perbuatan yang baik dan buruk, dan saya rasa memang kecewa. Kesedihan ini memang tak bisa terbendung. Tapi ini satu hal yang pasti, jangan pernah menggunakan alasan football passion, untuk melakukan suatu tindakan yang melanggar aturan apalagi sampai berbau anarkis. Kalau kita passion dengan sepak bola mari kita jaga bersama-sama,” pesan Ratu Tisha.
“Ya seperti hal rekan-rekan media rasakan hari ini, kami yang mengurus (sepak bola) pasti hatinya lebih nelangsa. Kami sangat menyayangkan yang terjadi ini, terutamanya di kualifikasi Piala Dunia ini. Karena baru pertama kali ikut semenjak lepas dari sanksi FIFA. Dan mempertimbangkan bidding Piala Dunia U-20 untuk tahun 2021. Kejadian ini untuk kita sama-sama merefleksikan diri baik PSSI sendiri, suporter dan semua pihak yang ada, tidak ada yang perlu disalahkan,” kata Ratu Tisha Destria.
“Kita sudah tahu mana perbuatan yang baik dan buruk, dan saya rasa memang kecewa. Kesedihan ini memang tak bisa terbendung. Tapi ini satu hal yang pasti, jangan pernah menggunakan alasan football passion, untuk melakukan suatu tindakan yang melanggar aturan apalagi sampai berbau anarkis. Kalau kita passion dengan sepak bola mari kita jaga bersama-sama,” pesan Ratu Tisha.
Meski begitu, Ratu Tisha belum mengetahui lebih jelas apakah ricuh suporter ini bisa memengaruhi Indonesia dalam mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Namun, ia sangat pasrah jika nantinya ada sanksi dari FIFA maupun AFC.
“Nah, itu saya tidak bisa jawab. Tapi mari bersama merefleksikan diri apa yang terjadi hari ini, kita songsong optimisme. Kita jaga tanggal 10 (September) nanti (Lawan Thailand) untuk mendukung Timnas, karena ini baru pertandingan pertama. Kita tidak boleh patah arang. Boleh berkaca dari (Piala) AFF kemarin (Timnas) U-16 dan U-19, di mana tim-tim yang unggul di awal tapi tidak konsentrasi di akhir sehingga bisa disusul,” katanya.