DBasia.news – Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, mengatakan PSSI terus berkomitmen untuk memberantas segala praktek suap dan pengaturan skor.
Hal ini ditegaskannya saat melakukan jumpa wartawan di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Selasa (23/11). Pada kesempatan ini Ketum PSSI didampingi oleh Ketua Komite Disiplin (Komdis), Erwin Tobing dan anggota Komite Eksekutif sekaligus Ketua Komite Wasit Ahmad Riyadh.
“Saat ini Komdis Asprov PSSI Jatim resmi melaporkan empat orang (Bambang Suryo, David, Billy, dan Anshori) ke Polda Jatim yang diduga akan melakukan suap kepada beberapa pemain di Liga 3 Jatim. PSSI mengutus Ketua Komdis (Erwin Tobing) untuk mendampingi proses pelaporan tersebut,” kata Iriawan, dikutip dari laman resmi PSSI.
Iriawan menambahkan, keempat orang ini dilaporkan ke Polda Jatim karena bukan bagian dari football family. Jadi karena bukan football family tidak bisa dihukum menggunakan kode disiplin PSSI.
“Status perkara yang dilaporkan tersebut saat ini dalam tahap penyeledikan. Percobaan suap terjadi pada laga NZR Sumbersari (Malang) melawan Gresik Putra FC 12 November lalu. Penyuap memberi iming-iming uang sejumlah Rp70 juta hingga Rp100 juta agar Gresik Putra mengalah kepada NZR Sumbersari,” jelas pria yang akrap disapa Iwan Bule tersebut.
Terkait komitmen wasit di Liga 1 dan Liga 2, Iriawan menyatakan saat ini kesejahteraan wasit sangat diperhatikan oleh PSSI. Apalagi gaji wasit di Liga 1 2021/2022 sudah paling tinggi sepanjang sejarah kompetisi di Indonesia.
“Saya juga minta wasit, asisten wasit untuk menjaga integritas, kejujuran, ketegasan di dalam lapangan. Sebab baik buruknya pertandingan sangat tergantung pada wasit,” imbuhnya.