Protokol Penanganan Medis FIFA

DBasia.news – Sepak bola adalah olahraga yang dimainkan dengan tempo yang cepat dan pemain-pemain tersebut juga sangat rawan cedera ketika berebut bola.

FIFA selaku Federasi Sepak Bola Dunia sudah memiliki aturan atau protokol untuk melindungi pemain terkait cedera, khususnya cedera yang masuk kategori butuh penanganan ekstra. Itu termasuk gegar otak.

Kejadian tersebut terjadi ketika laga pertama grup B Piala Dunia 2022 antara Inggris melawan Iran di Khalifa International Stadium, Senin (21/11) malam WIB. Inggris menang 6-2 atas Iran dan kiper utama Iran ditarik keluar di babak pertama.

Alireza Beyranvand berbenturan dengan bek Iran di bagian kepala dan butuh perawatan di lapangan pertandingan dalam waktu yang lama, kemudian staf medis memutuskan Beyranvand dapat melanjutkan pertandingan.

Namun dua menit kemudian Beyranvand minta diganti dan menunjukkan gestur tersebut saat duduk di lapangan laga. Kemudian ia ditarik keluar dan sudah jelas ia seyogyanya tak boleh melanjutkan laga pasca benturan itu terjadi dan ia dalam kondisi tak fit.

Ketua Medis FIFA, Dr Andrew Massey, menuturkan beberapa hari sebelum dimulai Piala Dunia 2022 bahwa cedera otak merupakan prioritas untuk ditangani terkait perlindungan kesehatan dan integritas pemain.

“Saya bergabung dengan FIFA untuk mencoba membuat perbedaan dan cedera otak termasuk dalam daftar utama saya. Ini adalah sesuatu yang dapat kami fokuskan,” kata Massey seperti dilansir dari Marca.

“Apa yang kami lakukan di Piala Dunia akan menjadi bukti di akar rumput sepak bola,” tambah eks dokter Liverpool yang gabung FIFA pada 2020.

Gegar otak adalah cedera pada otak yang memengaruhi fungsi otak. Efeknya biasanya sementara, tapi dapat termasuk pusing dan gangguan pada fokus, daya ingat, keseimbangan, dan koordinasi. Biasanya itu terjadi karena pukulan keras kepada kepala.

Gejala umum setelah cedera otak traumatis dengan gegar otak adalah sakit kepala, kehilangan ingatan (amnesia), dan kebingungan. Amnesia biasanya melibatkan melupakan peristiwa yang menyebabkan gegar otak.

Gejala umum dari gegar otak juga diikuti beberapa hal berikut seperti: pusing, dengung di telinga, mual, muntah, kelelahan, pandangan terganggu, disorientasi, amnesia terkait beberapa kejadian traumatis, atau melihat bintang.

“Kami tidak ingin meninggalkan tim dalam kerugian numerik atau taktis,” tambah Masey.

“Yang dilakukan FIFA hanyalah mendukung staf medis,” yang membuat keputusan akhir tentang apakah sang pemain dapat melanjutkan atau tidak,” terangnya.

Staf tim medis di Qatar pada Piala Dunia 2022 memiliki tablet untuk menonton tayangan ulang video dengan cepat, menerima informasi dari tribun mengenai kondisi gegar otak pemain.

FIFA mempublikasikan dokumen dengan 21 halaman di laman resmi bernama “Protokol Medis FIFA untuk Gegar Otak. Kenali dan Lindungi.” Diharapkan protokol itu dapat membantu staf medis menangani pemain dengan benar dan tepat terkait gegar otak.