Profil Pemain – Kisah Perjalanan Karim Adeyemi

DBasia.news – Regenerasi dalam sepak bola selalu berjalan dan ini jadi salah satu hal menarik bagi pecinta sepak bola, selain tentunya mengikuti perkembangan tim favorit atau pemain-pemain yang sudah tenar.

Talenta dalam dunia sepak bola sangatlah berlimpah ruah, khususnya di Eropa dengan kemajuan dan perkembangan sepak bola di sana. Talenta banyak, tapi tidak semuanya dapat mencapai performa puncak.

Banyak faktor yang memengaruhinya dari perkembangan personal, pilihan klub, mentalitas, dan lainnya. Bakat-bakat muda itu lahir dari mana saja, tetapi di Eropa ada beberapa klub yang dikenal sebagai ‘sekolah’ pengembangan karier bagi bakat tersebut.

Borussia Dortmund, Arsenal, Manchester United, Lille, Ajax Amsterdam, Barcelona, dan RB Salzburg merupakan beberapa klub tersebut. Selalu ada talenta muda lahir dari sana dan saat ini ada satu nama yang menyita perhatian, dia adalah Karim Adeyemi.

Saat ini Adeyemi membela RB Salzburg dan musim ini sudah menorehkan delapan gol serta dua assists hanya dari 13 laga di seluruh kompetisi. Baru berusia 19 tahun, bertalenta, dan tajam mencetak gol. Itu sudah jadi jaminan magnet bagi pemandu bakat klub-klub Eropa.

Cerita Menarik dari Latar Belakang Karim Adeyemi

Menilik sekilas CV Adeyemi melalui Wikipedia, Bayern Munchen terlihat menyiakan kans memilikinya di tim utama. Adeyemi pernah berada di akademi Bayern pada medio 2010-2012 sebelum ke SpVgg Unterhaching.

Itu bisa dimaklumi mengingat ketatnya persaingan di tim utama Bayern yang dihuni pemain-pemain berpengalaman. Butuh kesabaran untuk bisa menembus tim utama seperti yang dilakukan Jamal Musiala.

Tidak jadi masalah untuk Bayern begitu juga Adeyemi. Faktanya sang pemain lebih bersinar dengan Unterhaching. Di sana Adeyemi bermain selama enam tahun dan mengalami perkembangan bagus di usia muda.

“Dari sudut pandang olahraga, sangat jelas bahwa dia bisa menjadi seorang profesional. Satu-satunya hal yang dapat merusak karier anak itu adalah jika dia cedera atau jika kami secara pribadi melakukan kesalahan,” tutur Manfred Schwabl, Presiden Unterhaching soal Adeyemi.

Schwabl merupakan mantan pemain Bayern dan 1860 Munchen. Dia juga pernah membuat taruhan menarik kepada Adeyemi di ajang Piala Merkur 2013, turnamen yang acapkali dinilai sebagai Liga Champions-nya pemain U-11.

Taruhannya sederhana: kalahkan 1860 dan Bayern maka Adeyemi mendapatkan pizza. Itulah yang dilakukan Adeyemi dan selebrasinya dengan membuka baju, telanjang dada disamakan dengan selebrasi gol Mario Balotelli oleh media setempat.

“Saya bertemu dengannya (Adeyemi) di beer garden dan bertanya apakah dia ingin makan pizza,” kenang Schwabl.

“Saat itu, saya berkata kepadanya, ‘Kami akan membuat kesepakatan. Saya membayar kamu dengan pizza jika kamu mengalahkan 1860 dan Bayern’.”

Adeyemi memenangi taruhan itu dan mendapatkan pizza. Selain cerita menarik mengenainya, Adeyemi merupakan sosok periang yang santai (tidak banyak memikirkan apapun) hingga ia pernah bermasalah di sekolah karena sikapnya itu.

Schwabl tahu akan masalah tersebut dan pihak klub intens berbicara kepada sekolah, bahkan klub sempat melarang Adeyemi untuk berlatih dan bermain sampai nilainya membaik di sekolah.

“Dia berkata pada dirinya sendiri, ‘Saya hanya sedikit tertarik pada sekolah, saya akan tetap menjadi pesepak bola profesional’,” Schwabl menjelaskan.

“Dalam olahraga sekolah, dia lupa pakaian olahraganya; dalam pelajaran matematika, peralatan geometrinya – hanya kesalahan kecil.”

Segala kenangan itu dan sifatnya yang periang membantu perkembangan karier Adeyemi. Bahkan di usia muda permainannya sudah dewasa hingga ia sudah dapat jadi pembeda pertandingan.

“Ketika kami berada di ruang ganti. Karim tiba-tiba angkat bicara dan berkata, ‘Pelatih, tetap tenang, saya akan memperbaikinya’,” kenang Ognen Zaric, pelatih yang melatih Adeyemi di tim U-17 Unterhaching kepada Goal.

“Pada akhirnya, kami memenangkan pertandingan dengan skor 2-0 dan Karim mencetak kedua gol setelah melakukan solo run yang hebat.”

Adeyemi menjadi ikan besar di kolam yang kecil. Pasca mencetak 15 gol dari 15 laga di tim U-17 Adeyemi promosi ke tim U-19. Chelsea, Liverpool, dan klub-klub top Eropa lainnya mengundang Adeyemi melakukan trial.

Akan tapi Salzburg mencuri perhatian. Adanya aturan yang memperbolehkan pemain berusia 16 tahun bermain di tim utama klub-klub Austria menjadi daya tarik. Ketimbang bertahan di Bundesliga, Adeyemi menjajal karier di Bundesliga Austria.

“Rasanya seperti memenangkan lotre untuknya. Kami tahu bahwa dia siap secara fisik, jadi mengapa dia harus bertahan di Bundesliga U-19? Ini adalah liga anak-anak dan tidak ada hubungannya dengan sepak bola pria (senior),” imbuh Schwabl.

‘Pembunuh Berdarah Dingin’

Setelahnya Adeyemi ditransfer sebesar 3,35 juta euro ke Salzburg yang sempat meminjamkannya ke Liefering. Salzburg jadi wadah yang tepat bagi Adeyemi mengembangkan kariernya.

Sudah bukan rahasia Salzburg sudah mengembangkan pemain-pemain yang kini tenar seperti Sadio Mane, Erling Haaland, Takumi Minamino, Naby Keita, dan Patson Daka.

Adeyemi – menilik data Transfermarkt – sudah mencetak 18 gol dan memberikan 17 assists dari 63 laga bersama Salzburg. Perkembangannya tidak luput dari pantauan timnas Jerman.

Lahir di Munchen, Jerman, pada 18 Januari 2002, Adeyemi punya keturunan Nigeria dari ayahnya dan ibunya berasal dari Rumania. Dia punya tiga opsi untuk memilih timnas, tapi pada akhirnya memilih negara kelahiran.

Tak butuh waktu lama bagi Hansi Flick memanggilnya ke timnas Jerman agar ia tak berubah pikiran dan membela timnas lain. Pada September 2021 Adeyemi memainkan debutnya kala Jerman menang 6-0 atas Armenia di laga Kualifikasi Piala Dunia 2022. Debutnya berbuah gol: satu gol dan satu caps.

“Dia sudah menunjukkan di awal musim ini bahwa dia bisa sedingin es (dalam menyelesaikan peluang) di depan gawang. Dia melakukannya dengan sangat baik hari ini ketika dia bermain,” tutur Flick memuji Adeyemi.

Periang dan santai tapi berdarah dingin kala berada di depan gawang lawan. Itu baru satu kemampuan dari Adeyemi yang berposisi sebagai penyerang sentral dan juga bisa ditempatkan di sayap.

Kecepatan, kontrol bola jarak dekat yang bagus dengan kedua kaki, teknik bermain bagus juga menjadi kelebihan Adeyemi yang masih bisa dikembangkan dengan maksimal. Tinggal Adeyemi membenahi kemampuan dalam mengoper bola.

Punya kontrak di Salzburg hingga 2024 banderolnya kini sudah mencapai 20 juta euro. Bayern, Chelsea, Liverpool membidiknya. Tinggal masalah waktu sebelum Adeyemi mengikuti jejak Haaland dan berganti klub di liga-liga top Eropa.