Problem Roma di Awal Musim Serie A

Roma

DBasia.news – AS Roma memulai kompetisi Seri A 2018/19  dengan buruk. Hanya memetik empat poin dari tiga pertandingan pertama bahkanb yang terburuk sejak 2012. Tidak bisa dimungkiri, kini pelatih Eusebio Di Francesco merenung dan menyalahkan diri sendiri. Tim memang menjual Radja Nainggolan, Kevin Strootman, dan Alisson Becker.

Namun manajemen merasa telah memilih pemain terbaik dari bursa transfer dan berharap pelatih dapat mengeluarkan potensi terbaik mereka di lapangan. Keinginan ini sebenarnya sudah ditunjukkan oleh Di Francesco. La Gazzetta dello Sport pun menganalisis lima problem yang dirasakan I Giallorossi saat ini.

Pola Latihan Beda

Simpul pertama yang harus diurai berkaitan dengan persiapan. Musim ini, tim teknik telah memutuskan untuk mengubah pola latihan guna menghindari masalah penurunan kondisi pada Januari. Masalahnya, tim justru mengalami krisis saat ini, bahkan juga secara psikologis. “Hal pertama yang saya pertanyakan dengan tim saya adalah kenapa kami mengawali pertandingan dengan lambat dan justru baru berkembang di babak kedua,” kata Di Francesco.

Mengubah Skema

Untuk menghindari kesulitan, Di Francesco mengesampingkan modul favoritnya 4-3-3 dan memakai 4-2-3-1 di babak kedua dan bahkan 3-4-1-2 di awal pertandingan melawan Milan. Namun variasi modul justru membuat serangan tumpul tanpa menguatkan pertahanan. Padahal pertahanan merupakan tujuan utama Di Francesco mengubah skema. Nyatanya perubahan modul membingungkan para pemain.

 

Roma


Krisis Pertahanan

Di lini pertahanan ada kiper baru Robin Olsen. Dia sudah melakukan beberapa penyelamatan, namun secara umum performanya masih kurang efektif. Nahasnya performa pemain seperti Kostas Manolas, Federico Fazio, dan Aleksandr Kolarov juga masih jauh tertinggal.

Barisan Pemain Gusar

Skuad besar membuat banyak pemain gusar karena mendapat lebih sedikit kesempatan bermain. Lorenzo Pellegrini dan Bryan Cristante dirugikan oleh pergantian modul. Keduanya bermain lebih sedikit ketimbang  yang mereka harapkan. Justin Kluivert juga tidak mau sekadar menjadi pelapis karena dia yakin dengan kemampuannya.

Revolusi

Logis, ketika prestasi buruk di lapangan, orang mempertanyakan keputusan yang diambil klub di bursa transfer. Roma melepas beberapa pemain penting dan membeli banyak pemain baru kurang meyakinkan. Ini diyakini membuat I Giallorossi tidak solid seperti musim lalu.*