Presiden UEFA Tantang Jurgen Klopp Untuk Memotong Gaji

DBasia.news – Presiden UEFA Aleksander Ceferin memberi tanggapan soal ucapan manajer Liverpool, Jurgen Klopp yang mengkritik format baru di Liga Champions. Ceferin bahkan ‘menantang’ Klopp untuk memotong gajinya.

Semula berawal dari reformasi Liga Champions yang dituturkan Ceferin dengan adanya 36 tim (dari 32 tim). Perubahan format itu mengubah fase grup menjadi liga sebelum fase gugur, meningkatkan jumlah pertandingan untuk masing-masing tim.

Liga Champions baru itu belum diterapkan dan Klopp sudah melihat adanya risiko jadwal sangat padat dan potensi kelelahan untuk para pemain. Dia tak habis pikir dengan UEFA.

“10 pertandingan, bukan enam dan tidak tahu harus menempatkannya di mana. Satu-satunya orang yang tidak pernah ditanyai adalah para pelatih, para pemain, dan suporter (oleh UEFA),” cetus Klopp.

“UEFA tidak meminta kami, Liga Super tidak meminta kami. Itu selalu ‘Mainkan lebih banyak laga’. Liga Champions baru, apa alasannya? Uang… Saya tidak tahu bagaimana kami harus menangani lebih banyak laga.”

“Anda tidak boleh memiliki 20 tim dalam satu liga, dua kompetisi turnamen, 10 pertandingan internasional sebelum Natal. Hal-hal ini tidak mungkin terjadi,” imbuh dia.

Tak butuh waktu lama bagi Ceferin membalasnya saat diwawancara Daily Mail. Menurut Ceferin perubahan itu dilakukan untuk menyelamatkan krisis finansial klub-klub Eropa, khususnya di tengah pandemi virus corona.

Pertandingan di Liga Champions bisa saja tetap seperti saat ini atau dikurangi, namun Ceferin menilai ada risiko gaji pemain-pemain serta pelatih juga berkurang.

“Beberapa pelatih dan pemain mengatakan terlalu banyak pertandingan. Selalu ada pertandingan yang lebih sedikit tetapi juga gaji para pemain dan pelatih harus beradaptasi. Anda tidak dapat menghasilkan lebih sedikit dan menghasilkan lebih banyak setiap saat,” balas Ceferin.

“Saya membaca beberapa orang berkata ‘Kami tidak ingin lebih banyak pertandingan.’ Saya baik-baik saja dengan itu, sungguh. Jika Liga Champions tetap seperti itu, itu akan tetap menjadi kompetisi terbaik di dunia.”

“Reformasi kami terjadi karena klub membutuhkan bantuan untuk menanggapi krisis keuangan. Kami dapat melanjutkan apa adanya tetapi klub akan gulung tikar. Dan siapa yang paling tersakiti? Penggemar mereka.”

“Jadi, sementara saya memahami apa yang dikatakan beberapa orang, saya akan bertanya kepada mereka ‘Apa solusinya?’ Kami yakin reformasi yang kami lakukan memiliki keuntungan bagi semua orang.”

“Tapi kami telah menjelaskan bahwa mereka tidak sepenuhnya siap jadi, jika orang-orang itu memiliki ide yang lebih baik yang melindungi masa depan sepak bola dan juga masa depan kami, saya akan mendengarkan,” pungkas Ceferin.