DBasia.news – Atalanta sedang menikmati musim 2019/20 yang cemerlang. Meskipun begitu presiden Juventus, Andrea Agnelli heran Atalanta bermain di Liga Champions.
La Dea lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya setelah finis ketiga di Liga Italia musim lalu. Setelah lolos ke fase knockout usai menjadi runner-up grup, laju impian Atalanta berlanjut usai di ambang kelolosan ke perempatfinal. Menyusul kemenangan 4-1 atas Valencia di leg I babak 16 besar.
Agnelli yang juga merupakan bos ECA (Asosiasi Klub Eropa), mengatakan performa tim di liga saja seharusnya tidak cukup untuk meloloskan mereka ke Liga Champions. Agnelli tampaknya menginginkan klub-klub dengan tradisi di level internasional saja yang berlaga di kompetisi elite itu.
Sementara itu, Juventus justru tersendat di babak 16 besar. Bianconeri berisiko tereliminasi setelah tumbang 0-1 di markas Lyon pada leg pertama.
“Diperlukan pembahasan tentang kesempatan untuk memiliki akses langsung ke kompetisi-kompetisi seperti ini karena Anda adalah bagian dari sebuah liga yang hebat,” kata Agnelli dilansir AS. “Saya punya respek besar untuk Atalanta, tapi mereka masuk Liga Champions karena satu musim yang bagus dan tanpa sejarah apapun di kompetisi internasional. Apakah itu adil?”
“AS Roma misalnya, yang dalam beberapa tahun terakhir telah berkontribusi untuk menjaga peringkat UEFA Italia malah gagal karena satu musim yang buruk. Dengan seluruh kekuatan finansial dengan seluruh keterlibatan seluruh implikasi keuangan. Kita harus melindungi investasi.”
“Ada tim-tim yang memenangi liga atau piala dan mencapai kualifikasi hanya karena berdasarkan peringkat negara mereka. Maksudnya adalah bagaimana kita menyeimbangkan kontribusi ke sepakbola Eropa dan penampilan setiap tahunnya,” imbuh Agnelli.
Komentar Agnelli belum ditanggapi oleh Atalanta. Namun, Wali Kota Bergamo, Giorgio Gori, menepis gagasan Agnelli.
“Saya menghormati Andrea Agnelli, tapi saya sepenuhnya tidak setuju,” cuit Gori di Twitter. “Alih-alih klub-klub elite nan kaya raya, saya jauh lebih memilih hasil di atas lapangan dan jasa dari yang, sementara mewakili ‘hanya’ kota provinsi yang sudah mendapatkan tempat mereka di Eropa dengan keringat dan imajinasi. Hal itu disebut OLAHRAGA.”