DBasia.news – Presiden FIFA, Gianni Infantino, akhirnya buka suara soal pembentukan Liga Super Eropa yang dilakukan 12 klub papan atas Eropa. Menurutnya, para klub tersebut harus menerima konsekuensi atas tindakan yang diambil.
Babak baru konflik Liga Super Eropa terus bergulir. Setelah sebelumnya UEFA banyak memberikan pernyataan bernada penolakan, kini giliran FIFA.
Gianni Infantino yang hadir dalam kongres UEFA turut membahas Liga Super Eropa. Dengan tegas, Gianni Infantino menolak pembentukan Liga Super Eropa.
“Di FIFA, kami hanya bisa menolak keras pembentukan Liga Super Eropa yang merupakan toko tertutup, yang memisahkan diri dari intitusi saat ini, dari liga, asosiasi, UEFA, dan FIFA,” kata Gianni Infantino dalam media sosial UEFA.
Ketua Liga Super Eropa, Florentino Perez, menjelaskan jika kompetisi dibuat demi kepentingan bersama. Satu di antaranya adalah menutupi kerugian klub akibat pandemi virus corona. Perez menjanjikan uang yang lebih banyak daripada mengikuti Liga Champions atau Liga Europa.
Pernyataan Perez tersebut dianggap Gianni Infantino hanya merupakan solusi jangka pendek. Sang presiden meminta para pemilik klub membuat keputusan dengan bijak.
“Ada banyak hal yang harus dibuang untuk keuntungan finansial jangka pendek bagi sebagian orang. Orang perlu berpikir dengan sangat hati-hati. Mereka perlu berefleksi dan memikul tanggung jawab.”
“Jika beberapa memilih mengambil jalan sendiri, mereka harus hidup dengan konsekuensi pilihan. Mereka harus bertanggung jawab atas pilihan mereka. Secara konkret, itu berarti Anda tidak bisa berada di tengah,” ulas sang presiden.
Format Liga Super Eropa
Liga Super Eropa diharapkan akan diikuti oleh setidaknya 20 klub. Nantinya, 20 klub itu dibagi menjadi dua grup yang masing-masing akan melakoni laga dengan sistem kandang-tandang.
Berikut ini adalah format Liga Super Eropa:
1. Diikuti 20 klub peserta dengan 15 di antaranya yang berstatus Pendiri merupakan anggota tetap kompetisi. Sementara itu, lima tim lainnya harus melewati mekanisme kualifikasi dan memenuhi syarat berdasarkan pencapaian pada musim sebelumnya.
2. Jadwal pertandingan tengah pekan dengan semua klub yang berpartisipasi terus bersaing di liga domestik masing-masing, mempertahankan kalender pertandingan domestik tradisional yang tetap menjadi inti dari perjalanan klub.
3. Para peserta akan dibagi ke dalam dua grup (masing-masing grup berisi 10 tim). Setiap tim di grup yang sama akan saling bersua dengan sistem kandang tandang.
4. Tiga tim teratas di masing-masing grup mendapatkan tiket ke perempat final. Sementara itu, empat tim di peringkat keempat dan kelima akan melakoni laga play-off untuk memperebutkan dua tiket delapan besar yang tersisa.
5. Babak perempat final dan semifinal digelar dua leg seperti fase gugur di Liga Champions. Setelah itu, final berlangsung satu kali di tempat netral.