DBasia.news – Timnas Indonesia mengulangi catatan kelam di tahun 2007, 2012, dan 2014, di Piala AFF 2018: yakni tidak lolos penyisihan grup. Dalam edisi ke-12 Piala AFF, Indonesia tak jua mampu mengakhiri penantian titel pertama di ajang bergengi di Asia Tenggara itu.
Hal ini tentu menjadi penyambung rangkaian kegagalan Timnas Indonesia Senior dalam berprestasi. Terakhir kali, prestasi Timnas Indonesia diraih kala merebut medali emas SEA Games 1991 di Manila, Filipina.
Kala itu, Timnas Indonesia digawangi empat pemain senior saja, yakni Ferril (Raymond), Hattu, Robby Darwis, Hanafing, dan Edy Harto. Sisanya pemain muda di bawah 23 tahun, salah satunya Widodo Cahyono Putro.
Uniknya, sang pelatih Timnas Indonesia saat itu, Anatoli Polosin, mengeluarkan statment yang menjadi ramalan penyebab mandeknya prestasi Skuat Garuda saat ini. Pelatih asal Rusia tersebut seperti meramal salah satu penyebab mandeknya prestasi Timnas Indonesia hingga saat ini, yang terus terulang terjadi.
Timnas Indonesia U-23
Penyebab tersebut di antaranya persiapan mepet hingga uji coba minim dengan tim-tim kuat luar negeri, dalam mempersiapkan skuat Timnas Indonesia yang matang. Hal itu tercermin dalam skuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2018.
Di mana, pasukan Bima Sakti hanya melakukan persiapan 6 hari sebelum kick off Piala AFF 2018. Uji coba hanya dilakukan melalui laga kandang, tanpa tandang. Lawan-lawannya tentu saja levelnya masih setara, bahkan di bawah Timnas Indonesia. Ada Mauritius (1-0), Myanmar (3-0), dan Hong Kong (1-1).
“Kalau memang ingin maju, para pemain Indonesia harus lebih sering bertemu tim-tim luar negeri. Selain itu, jangan berharap dengan persiapan singkat bisa punya kesebelasan hebat,” kata Anatoli Polosin menjelang SEA Games 1991 berlangsung, dilansir dari Litbang Kompas Gramedia.
“Juara itu sulit ditemukan. Namun, pemain sepak bola bagus bisa diciptakan,” demikian ucapan pria yang meninggal dunia pada 11 September 1997 kala itu.