DBasia.news – Kasus absennya Cristiano Ronaldo, megabintang Juventus, saat melawan K-League All Stars di laga uji coba pramusim berbuntut panjang. Pihak berwenang di Korsel sampai turun tangan menyelidikinya.
Sebagaimana dilansir oleh AS, Oh Seok-hyun, pengacara dari LKB dan Partners, kabarnya melaporkan Juventus dan Ronaldo kepada polisi Korsel dengan tudingan penipuan dan kegagalan memenuhi kewajiban – sesuai kontrak – untuk bermain di laga tersebut.
Pengacara itu menuntut kompensasi kolektif. Sekitar 2.000 orang meminta ganti rugi karena absennya Ronaldo itu. Jika hasil investigasi polisi Seoul menemukan bukti yang menguatkannya, maka Ronaldo bisa dikenai hukuman.
Potensi hukuman yang bisa diterima pemain berusia 34 tahun itu adalah kemungkinan ekstradisi dari Italia atau satu satu tahun penjara. Kecil kemungkinan Ronaldo kembali ke Seoul dan membayar denda, tapi, Interpol (Kepolisian Internasional) bisa memberikan salah satu dari dua hukuman itu.
Laga Juventus kontra K-League All Stars sendiri berakhir imbang 3-3. Fans yang menyaksikan laga itu kecewa karena tak bisa melihat aksi Ronaldo dan menyiulinya. Kekecewaan yang wajar karena tidak murah bagi mereka membeli tiket pertandingan.
TheFasta, promotor pertandingan, juga akan dimintai keterangan terkait absennya Ronaldo. Beberapa waktu lalu, Maurizio Sarri, Pelatih Juventus, dan Andrea Agnelli, Presiden Juventus, menjabarkan absennya Ronaldo karena dia kelelahan dan tim dokter menyarankannya tidak bermain.
“Ronaldo diharapkan bermain hari ini, tetapi ia tidak fit karena ototnya kelelahan. Saya telah berbicara dengan Andrea Agnelli dan Ronaldo sebelum laga dan sepakat untuk mengistirahatkannya,” tutur sarri.
“Setiap pemain yang datang ke Korea bermain dalam pertandingan tersebut kecuali Cristiano Ronaldo. Staf medis kami menyarankan dia harus beristirahat karena mengalami kelelahan otot usai melawan Inter Milan. Pertandingan tersebut digelar hanya 28 jam sebelum laga di Seoul,” imbuh Agnelli.
“Oleh sebab itu, saya jelas membantah tudingan mereka tentang sikap tidak bertanggung jawab, arogan, dan tidak menghargai suporter. Kami selalu menghargai mereka,” tegas dia.
“Tidak ada satu orang pun di Juventus yang ingin mempermalukan K-League, asosiasi sepak bola Korea, atau konfederasi sepak bola Asia.”