DBasia.news – Maurizio Sarri telah membuktikan bahwa ia tidak terpaku pada satu taktik ketika Juventus menang 2-1 atas Inter Milan di Derby d’Italia dalam lanjutan laga Serie A.
Awalnya, Maurizio Sarri menggunakan formasi 4-3-1-2. Cristiano Ronaldo ditemani Paulo Dybala di lini depan. Sementara itu, Federico Bernardeschi menempati posisi yang biasanya diisi Aaron Ramsey.
Juve sudah unggul ketika pertandingan baru berjalan tiga menit. Sepakan Paulo Dybala membuat jala gawang Samir Handanovic bergetar.
Inter Milan kemudian membalas melalui gol Lautaro Martinez pada menit ke-18. Gol tersebut tercipta lewat proses penalti setelah Matthijs de Ligt dinyatakan menyentuh bola dengan tangan di kotak terlarang.
Maurizio Sarri melakukan perubahan pada menit ke-62 dengan memasukkan Rodrigo Bentancur dan Gonzalo Higuain. Kedua pemain tersebut Menggantikan Sami Khedira dan Bernardeschi.
Akan tetapi, perubahan yang diinginkan Sarri tidak terjadi. Inter justru lebih mendominasi dan tekanan Juventus menurun.
Eks pelatih Napoli itu menyadari jika memainkan Ronaldo, Dybala, dan Higuain secara bersamaan tidak memberikan dampak positif. Tak pelak, pada menit ke-71, Emre Can masuk menggantikan Dybala.
“Kami sedang menguasai pertandingan dan saya merasa tidak adil bila kami tidak menang. Jadi, kami mencoba trio itu untuk sementara,” ucap Sarri seperti dikabarkan Sky Sport.
“Namun, saya merasa sensasi dari sisi lapangan dan mementum tersebut telah mengubah arah. Sehingga, saya kembali melakukan perubahan.”
Taktik Sarri pun berbuah manis. Pada menit ke-80, Higuain mencetak gol lewat tembakan dari dalam kotak penalti. Gol tersebut membuat Juve pulang dengan raihan tiga poin.
Maurizio Sarri menegaskan jika dirinya bukanlah pelatih yang miskin strategi. Pelatih 60 tahun tersebut mengatakan selalu punya taktik berbeda setiap menangani sebuah tim.
“Orang-orang mungkin menilai saya bodoh. Namun, mereka hanya tidak memperhatikan,” papar Sarri.
“Saya memulai dengan sistem di Empoli, kemudian mengubahnya secara total. Saya hengkang ke Napoli dengan menggunakan satu sistem dan mengubahnya selama tiga musim.”
“Selanjutnya, ketika di Chelsea saya memainkan taktik yang terlihat serupa. Namun, pada kenyataannya itu menggunakan interpretasi yang berbeda. Anda harus mengadaptasi taktik sesuai dengan karakter pemain,” sambung sang pelatih.
Maurizio Sarri memang satu di antara pelatih yang memiliki banyak formasi. Sebelum menggunakan formasi 4-3-1-2, Sarri terkenal dengan skema tiga bek.