DBAsia News

Perbedaan Mencolok Paul Pogba kala Dibesut Mourinho dan Solskjaer

Paul Pogba

DBasia.news – Paul Pogba memperlihatkan banderol 89 juta poundsterling memang layak untuknya. Dia memperlihatkan perkembangan pesat dalam permainan di Manchester United baru-baru ini.

Perubahan cepat itu terjadi di era Ole Gunnar Solskjaer. Tiga laga berlalu di bawah arahan sang legenda, Man United menang tiga kali beruntun dan mencetak total 12 gol, kebobolan tiga gol, ketika melawan Cardiff City (5-1), Huddersfield Town (3-1), dan Bournemouth (4-1)

Solskjaer menyamai rekor Jose Mourinho dan Sir Matt Busby sebagai manajer yang memenangi tiga laga pertamanya di Man United. Ucapannya ketika ingin membangun skuat untuk menunjang performa Paul Pogba benar adanya.

“Saya pikir Paul pemain top. Dia salah satu pemain terbaik di dunia. Dari sisi ofensif dia tampil dengan sangat baik dan dia pemain yang tinggi – dapat memenangi duel bola udara, melakukan tekel,” tutur Solksjaer beberapa waktu lalu soal Pogba.

“Dia telah jadi pemain yang sama seperti pemain lainnya. Sikapnya sejauh ini sempurna dan itulah kuncinya – Anda seharusnya kelelahan jelang akhir di tiap laga.”

“Dia pemain top dan kami ingin membangun tim di sekitarnya, tentu saja, namun ada banyak pemain berkualitas (di dalam skuat Man United),” imbuh Solskjaer.

Benar saja, melihat performa Pogba di bawah arahan Mourinho dengan Solskjaer bak melihat bumi dan langit. Seolah, publik melihat dua kepribadian Pogba yang berbeda: versi Pogba dengan muka yang tegang dan senyum dibuat-buat, dan versi Pogba yang punya senyuman ikhlas di wajahnya.

 

Jose Mourinho


Jika dulu kualitas bermainnya tidak layak seharga 89 juta poundsterling, kini dia memperlihatkan kualitas setara harga tersebut. Perbandingannya sangat mudah dilihat.

14 laga musim ini di bawah asuhan Mourinho, Pogba mencetak tiga gol dan memberi tiga assists. Di bawah arahan Solskjaer, Pogba hanya bermain tiga kali dan sudah mencetak empat gol, serta memberi tiga assists.

Solskjaer tampak tidak perlu melakukan apapun untuk mengubah permainan Man United. Dia hanya mengembalikan identitas bermain tim yang identik dengan permainan ofensif dan merangkul Pogba, bukan memusuhinya.

Para pemain Man United dibebaskan mengekspresikan diri mereka tanpa rasa takut. Dampaknya, lini depan Man United kembali ditakuti lawan-lawannya karena tak lagi bermain hati-hati dan monoton.

Bak gayung bersambut, Pogba memuji Solskjaer yang mengembalikan permainan dan identitas bermain Setan Merah. Dia benar-benar jadi sentral permainan Man United. Itu bisa terlihat ketika melawan Bournemouth.

Juara dunia 2018 melepaskan lima tendangan, empat tepat sasaran, dua gol, satu assist, 99 operan dengan akurasi sebesar 89 persen. Pogba juga terlibat dalam tujuh dari 12 gol Man United yang tercipta di era Mourinho.

“Menyelesaikan tahun dengan cara seperti ini sangatlah indah,” ucap Pogba pasca laga berakhir di Sky Sports. Pogba tidak salah. Dia mengembalikan senyuman fans Man United yang sedianya sudah enggan menonton tim bertanding di bawah arahan Mourinho.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?