DBasia.news – Keputusan Juventus untuk memecat Maurizio Sarri setelah hanya satu musim menjabat, dan tetap menggajinya meski sudah tidak bekerja, telah merugikan klub sebesar 17,335 juta euro (292 miliar rupiah).
Kabar itu dirilis oleh Calcio e Finanza, media yang fokus membahas sepak bola dan finansial klub-klub sepak bola. Mereka menganalisa laporan keuangan Bianconeri pada tanggal 31 Desember 2020, yang membuktikan bahwa memecat Maurizio Sarri menghadirkan dampak yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya.
Sang juru taktik dipecat pada tanggal 8 Agustus 2020 lalu, hanya beberapa hari setelah memenangkan Scudetto pada musim debutnya, dengan Andrea Pirlo dipilih untuk menggantikannya.
Setelah menginspeksi laporan keuangan secara seksama, Calcio e Finanza menemukan bukti bahwa Juve harus tetap membayar Sarri dan stafnya sebesar 15,457 juta euro (258 miliar rupiah) hingga kontraknya kadaluarsa pada Juni 2022 mendatang.
Tidak hanya itu saja, masih ada juga pengeluaran yang berkaitan dengan Sarri yang bernilai 1,878 juta euro (32 miliar rupiah). Itu membuat nilai total pemecatannya mencapai 17 juta euro jika itu terselesaikan pada Juni 2022 mendatang.
Namun demikian, Juventus bisa mengikisnya secara signifikan karena mereka memiliki hak untuk mengakhiri kesepakatan senilai 2,5 juta euro (43 miliar rupiah) pada Juni tahun ini.
Sarri sendiri masih menganggur hingga saat ini namun masih ada sejumlah klub yang mengantre untuk mendapatkan jasanya, termasuk mantan klubnya, Napoli.