DBasia.news – Para pemain Premier League masih belum menunjukkan sikap nyata terkait krisis akibat virus corona. Mereka diminta ikut berkontribusi agar bisa meringankan beban pandemi tersebut.
Virus corona membuat Premier League terhenti sementara. Penangguhan dijadwalkan berlaku sampai 30 April, tapi ada kemungkinan diperpanjang tergantung pada situasi.
Inggris Raya saat ini sudah melaporkan lebih dari 33 ribu kasus infeksi. Hampir 3 ribu jiwa melayang akibat virus yang juga dikenal dengan nama Covid-19 tersebut.
Mandeknya kompetisi bikin klub-klub Premier League menanggung beban finansial yang besar. Tapi hingga saat ini, mereka belum mengambil langkah pemotongan gaji pemain seperti klub-klub top di liga lain.
Barcelona, Atletico Madrid, Bayern Munich, Borussia Dortmund, dan Juventus sudah menyepakati pemotongan gaji dengan para pemain dan staf pelatih. Sementara di Inggris, kabar yang pertama muncul adalah klub-klub seperti Tottenham Hotspur, Newcastle United, dan Norwich City malah lebih dulu merumahkan sementara staf non-lapangan, dengan membayar gaji sebesar 80%.
“Mempertimbangkan pengorbanan yang dibuat banyak orang, hal pertama yang bisa dilakukan para pesepakbola Premier League adalah membuat kontribusi,” ungkap Sekretaris Bidang Kesehatan Inggris, Matt Hancock, seperti dikutip BBC.
Belum adanya pemotongan gaji pemain ini terjadi karena Asosiasi Pesepakbola Profesional (PFA) tak kunjung sepakat dengan Premier League. Tapi PFA menolak disebut menghalangi peluang pengurangan gaji para pemain.
“Kami menyadari sentimen publik bahwa para pemain harus membayar gaji staf yang tidak bermain. Namun, posisi kami saat ini adalah, sebagai bisnis, jika klub masih mampu membayar pemain dan staf mereka, maka mereka harus melakukannya,” ungkap PFA.
“Para pemain yang kami ajak bicara mengakui bahwa staf yang tidak bermain adalah bagian penting dari klub mereka dan mereka tidak ingin melihat staf klub diistirahatkan di rumah dengan tidak adil. Setiap penggunaan skema dukungan pemerintah tanpa kebutuhan finansial yang nyata itu akan merugikan masyarakat luas.”
“Dalam kasus di mana klub memiliki sumber daya untuk membayar semua staf, manfaat dari para pemain membayar gaji staf yang tidak bermain cuma akan melayani bisnis pemegang saham klub.”
“Kami sepenuhnya menerima bahwa para pemain harus fleksibel dan berbagi beban keuangan dari wabah Covid-19, demi mengamankan masa depan jangka panjang klub mereka sendiri dan juga secara lebih luas. Saran kami untuk pemain pada saat ini mencerminkan harapan itu,” tandasnya.
Sejauh ini, inisiatif memangkas gaji datang dari beberapa tokoh klub Premier League sendiri. Manajer Bournemouth Eddie Howe dan Manajer Brighton & Hove Albion Graham Potter secara sukarela memotong gaji mereka.